Home Kebencanaan Dangdutan di Tengah Pandemi, Bupati Brebes Tuai Kritik

Dangdutan di Tengah Pandemi, Bupati Brebes Tuai Kritik

Brebes, Gatra.com - Bupati Brebes, Jawa Tengah Idza Priyanti disorot sejumlah kalangan karena tindakannya menghadiri acara gowes massal yang mengundang banyak orang di tengah pandemi Covid-19 tanpa mengindahkan protokol kesehatan. Tindakan itu dinilai tak memberikan contoh yang baik kepada masyarakat.

Acara yang dihadiri Idza Priyanti digelar di Lapangan Pejanten Desa Kalijurang, Kecamatan Tonjong, Minggu (12/7). Seperti terlihat dalam video dan foto yang beredar luas di media sosial, acara bertajuk Gowes Warga itu dihadiri ribuan warga.

Tak pelak banyaknya orang yang berkumpul di satu tempat itu menimbulkan kerumunan. Selain tak mengindahkan jaga jarak, tak sedikit di antara mereka tak memakai masker.

Acara itu menghadirkan biduan dan orgen tunggal sebagai hiburan. Bahkan Idza yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Brebes ikut tampil bernyanyi dan berjoget di panggung. Tampak sejumlah orang di sekitar Idza asyik berjoget tanpa jaga jarak dan mengenakan masker. Di media sosial, hal itu menuai banyak komentar negatif dari warganet.

Anggota DPRD Brebes yang juga Anggota Dewan Pengawas Gugus Tugas Covid-19, Tri Murdiningsih menyayangkan digelarnya acara tersebut, apalagi bupati ikut hadir.

"Kehadiran Bupati Brebes selaku Ketua Gugus Tugas Covid-19 tingkat kabupaten dalam salah satu acara yang melibatkan banyak orang merupakan tindakan ceroboh dan membahayakan keselamatan masyarakat," ujarnya Tri, Senin (13/7).

Menurut Tri, sebagai kepala daerah sekaligus Ketua Gugus Tugas Covid-19, Idza seharusnya memberikan contoh yang baik dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19. Apalagi, di Brebes masih ada kasus positif Covid-19.

"Demi pencitraan bupati tampil tanpa mematuhi protokol kesehatan, baik pengunaan masker, jaga jarak maupun cuci tangan, ditambah kehadiran banyak orang. Hal ini sangat disayangkan karena menjadi contoh yang tidak baik di masyarakat," ucapnya.

Kehadiran bupati menurut Tri juga menunjukkan kurangnya pemahaman Idza terhadap pencegahan penyebaran Covid-19. Padahal pemkab sendiri sudah mengeluarkan surat edaran dan peraturan bupati yang mengatur pedoman kegiatan masyarakat harus menerapkan protokol kesehatan.

"Sehingga surat edaran dan peraturan yang dibuat dan ditandangani bupati akan tumpul karena sosok ketua Gugus Tugas Covid-19 sendiri jarkoni atau bisa ngajar ora bisa nglakoni (bisa mengajari, tidak bisa melaksanakan)," ujarnya.

Kepala Desa Kalijurang Edi Riyanto membenarkan digelarnya acara tersebut. Menurut dia, acara dihadiri 1.000-an orang dari desa setempat dan desa di kecamatan lain."Selain gowes bersama, acaranya ada senam pagi, penanaman pohon, pembagian sembako dan donor darah," ujarnya saat dikonfirmasi.

Edi menampik acara tersebut tak menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Panitia menurut dia juga menyediakan sarana protokol kesehatan seperti tempat cuci tangan dan masker.

"Itu tetap pada pakai masker. Saya sendiri membagikan masker, bupati juga. Saya membagikan sekitar 250 masker. MC juga selalu memberi imbuan untuk jaga jarak. Makanya saya kaget pas buka medsos kok jadi begini," ujarnya.

Menurut Edi, sebelum pandemi Covid-19, di lokasi yang sama rutin digelar pasar pagi tiap hari Minggu. Acara itu menjadi tempat warga setempat berjualan makanan-makanan tradisional.

"Sudah rutin berjalan sebulan kemudian berhenti karena pandemi, terus kita buka lagi karena sudah new normal dan masyarakat terutama pedagang menginginkan dibuka kembali," ucapnya.

674