Home Politik Bak Malaikat Pencabut Nyawa, Penanganan Covid Harus Segera!

Bak Malaikat Pencabut Nyawa, Penanganan Covid Harus Segera!

Jakarta, Gatra.com - Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Letjen TNI Doni Monardo menyebutkan terdapat sejumlah narasi negatif dalam upaya mencegah Covid-19. Tim mendapati adanya sejumlah pihak yang meyakini wabah corona atau Covid-19 sebagai hasil konspirasi dan rekayasa. Akibatnya terdapat kalangan yang lengah dan menganggap abai wabah mematikan itu.

“Masih ada sejumlah pihak yang menganggap ini adalah konspirasi. Covid-19 ini rekayasa padahal kita semua sudah tahu bahwa korban jiwa di tanah air sudah melampaui angka 3.500 orang,” kata Doni usai rapat bersama Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (13/7).

Kepala BNPB itu mengingatkan kematian di dunia jauh lebih besar. Ia mengatakan total kematian di dunia akibat corona melebihi angka 550 ribu jiwa. Oleh karena itu perlu penyampaian pesan bahwa Covid-19 berbahaya bagi manusia terutama bagi masyarakat rentan.

“Jadi ini nyata, ini fakta, oleh karenanya semua pihak harus betul-betul memahami ini. Menyampaikan pesan-pesan bahwa Covid-19 ini ibaratnya, mohon maaf, ibaratnya adalah malaikat pencabut nyawa bagi mereka yang rentan. Siapa saja yang rentan? Adalah lansia. Yang rata-rata adalah usia di atas 60 tahun-70 tahun,” kata Doni.

Oleh karena itu, Doni mengatakan pemerintah akan berusaha menggunakan sosialisasi efektif dengan melibatkan semua pihak. Hal itu dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19.

“Untuk menekan kasus penambahan positif itu yang dipilih adalah sosialisasi yang efektif, yang masif melibatkan seluruh komponen dengan kearifan lokal. Tadi sudah disampaikan Bapak Menko PMK, para antropolog, sosiolog, termasuk psikolog juga tokoh-tokoh masyarakat, khususnya para ulama,” ujarnya.

Belakangan BNPB turut mendorong kehadiran inovasi lokal untuk pengobatan Covid-19. Salah satunya lewat Yayasan Biotech Methodologi Tubuh. Yayasan tersebut telah memulai riset dan uji klinis lewat karya tangan anak bangsa bernama Muhammad Isa atau Isa Robotik. Penelitiannya sudah dimulai sejak 2014 dengan menggunakan teknologi biotech dan teknologi molekuler nano berupa vaksin yang sekaligus bisa membasmi segala macam jenis virus termasuk Covid-19.

Yayasan Biotech, terang Doni, telah membantu pemulihan siswa Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa-AD) di Bandung yang terjangkit Covid-19. “Obat ini sudah melalui uji klinis dan sudah diujicobakan di 2.000 orang dan hasilnya sangat memuaskan. Orang yang carrier atau terpapar Covid-19 bisa sembuh, ini keadaan darurat mereka yang terpapar harus disegera diobati. Saya mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada Kepala BNBP yang gerak cepat merekomendasi kita untuk membantu pemulihan di Secapa-AD,” ujar Ketua Pembina Yayasan Biotech Methodologi Tubuh, Wibisono di Jakarta, Selasa (14/7).

Wibi mengatakan pihaknya segera melakukan koordinasi saat tersiar kabar 1.280 siswa Secapa-AD, dan 129 orang di Pusdik POM (Kodiklat AD) juga positif Covid-19. “Yayasan Biotech menyalurkan 400 obat kepada siswa. Kita akan lihat hasilnya pada test swab berikutnya, semoga hasilnya akan negatif dan sembuh,” katanya.

Dirinya menambahkan obat bikinan Yayasan Biotech seluruhnya digratiskan untuk misi kemanusiaan menolong pasien yang terpapar. Yayasan berencana menggandeng perusahaan farmasi dari Singapura yang sudah menyatakan minat untuk memproduksi massal temuan anak bangsa tersebut. “Semoga Indonesia segera bisa mengatasi penyebaran virus Covid-19 karena pemerintah sudah menggelontorkan dana yang begitu besar untuk penanggulangan Covid-19, sedangkan angka kurva peningkatan positif Covid-19 terus meningkat tajam, kluster baru terus bermunculan,” katanya.

8360