Home Gaya Hidup Artjog Kala Pandemi, Karya Favorit Sri Mulyani Tampil Lagi

Artjog Kala Pandemi, Karya Favorit Sri Mulyani Tampil Lagi

Yogyakarta, Gatra.com - Festival dan pameran seni berskala internasional di Yogyakarta, Artjog, digelar tahun ini setelah sempat tertunda. Ketahanan seniman menghadapi pandemi jadi inspirasi.

Kurator Bambang ‘Toko’ Witjaksono menjelaskan tahun ini semua seniman yang terlibat merupakan seniman undangan. “Ada 77 seniman yang diundang dan semua seniman dari Indonesia. Kebanyakan dari Jogja,” tutur Bambang, kepada Gatra.com, Selasa (14/7).

Artjog mengambil tema ‘Resilience’ yang bertolak dari daya tahan seniman menghadapi pandemi. “Tahun ini tidak ada tema khusus untuk karya yang dipamerkan. 'Resilience' itu adalah tema kegiatan Artjog secara keseluruhan,” kata dia.

Menurut Bambang, Artjog mampu mempertemukan berbagai pemangku kepentingan dunia seni lokal dan internasional. Festival ini lahir, tumbuh, dan berkembang secara organik, dari inisiatif dan upaya para seniman sendiri.

“Oleh karena itu, pameran tahun ini ingin menunjukkan solidaritas dan kebersamaan yang tinggi di antara para seniman, terutama pada masa krisis,” ujarnya.

Pada awal Februari 2020, panitia Artjog sebetulnya meluncurkan tema ‘Time (to) Wonder’ dan rencananya pameran digelar pada Juli-Agustus 2020. Karena pandemi, penyelenggara menundanya, yakni pada 2021.

Namun, selama masa pembatasan sosial, aktivitas kesenian ternyata tidak mandeg. Para seniman tetap berkarya, memanfaatkan masa pandemi untuk fokus bekerja di studio mereka.

Situasi krisis dinilai justru menguji mereka untuk bisa menyumbangkan sesuatu. Akhirnya panitia memutuskan untuk menggelar edisi khusus Artjog secara langsung di Jogja National Museum, Yogyakarta, dan secara daring di www.artjog.co.id pada 8 Agustus - 10 Oktober 2020.

Saat pemerintah mengizinkan dan kondisi memungkinkan, pameran dapat diakses langsung di lokasi sesuai protokol kesehatan. Untuk daring, konten audio-visual akan diperkuat.

Pameran seni rupa tetap menjadi menu utama festival sejak 2016 ini. Salah satu yang ditampilkan adalah proyek seni Murakabi Movement, kelanjutan proyek Warung Murakabi pada Artjog tahun lalu.

Karya bertema kemandirian pangan dan ekonomi lokal ini mengesankan Menteri Keuangan Sri Mulyani saat membuka Artjog 2019. Murakabi dirasa pas dengan situasi bertahan di tengah krisis saat ini.

Selain itu, ada program lelang amal dan Artcare untuk menggalang bantuan finansial bagi para seniman dan masyarakat terdampak pandemi. Namun program penghargaan untuk seniman muda, Young Artist Award, dan pertunjukan seni ditiadakan.

“Kami memberanikan diri untuk menyelenggarakan lagi bukan karena latah untuk mengikuti tata kebiasaan baru. Festival tahun ini tidak hanya didasari oleh keinginan untuk bangkit, tapi lebih pada upaya untuk menguji kembali ketahanan kita,” kata Direktur Artjog Heri Pemad lewat pernyataan tertulis.

Kurator Artjog lainnya, Agung Hujatnikajennong, menjelaskan inspirasi utama tema resiliensi itu adalah kerja artistik dan sosial para seniman selama masa pandemi.

“Selain membantu sesama seniman, dengan menyelenggarakan penggalangan dana atau pameran amal, mereka juga aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan. Aktivitas mereka menunjukkan cara pandang yang tidak memisahkan secara tegas antara praktik kesenian dengan kehidupan sehari-hari,” tuturnya.

321