Home Politik Dinasti Politik Hambat Lahirnya Pemimpin Berkualitas

Dinasti Politik Hambat Lahirnya Pemimpin Berkualitas

Batam, Gatra.com - Konstetasi politik dalam Pilkada Kepri Tahun 2020 semakin terlihat dinamis. Memasuki tahapan pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak Tahun 2020, beberapa figur calon telah muncul di Provinsi Kepulauan ini.

Sebagian calon yang diusung partai politik (Parpol), mengaku telah mendapat surat tugas dari DPP Parpol. Sebagian masih menunggu rekomendasi dari koalisi.

Seperti pasangan Cagub dan Cawagup yang diusung koalisi tiga Parpol yakni PDI Perjuangan, Grindra dan PKB Soeryo Respationo-Iman Sutiawan telah memantapkan langkah untuk bertarung dalam Pilkada 2020.

Pasangan yang juga telah menunjukan eksistensinya dalam menyambut pesta demokrasi tersebut adalah Ansar Ahmad-Marlin Agustina lantaran mengaku telah mendapat mandat dari DPP Golkar dan Nasdem di Jakarta.

Ada yang menarik dalam pencalonan Gubernur dan Wakil Gubernur Kepri priode 2020-2024. Calon petahanan Isdianto yang digadang bakal membikin gebrakan, namun kini masih belum memperlihatkan gerakannya. Meski pihaknya mengaku telah menjalin komunikasi dengan PKS untuk bersanding dengan Suryani yang merupakan kader pilihan PKS.

Pengamat Politik dari Universitas Riau Kepulauan (Unrika) Zamzami A Karim memberi pandangannya terkait Pilkada 2020 di Kepri. Menurutnya, sementara ini baru tiga pasangan calon yang muncul ke permukaan, dan bertemu dengan para petinggi parpol di daerah.

Namun demikian, kata dia, trend keputusan dalam menunjuk pasangan calon langsung turun dari DPP Parpol di Jakarta. Artinya, bahwa yang terjadi di daerah masih belum permanen dan sementara.

"Sebab, afiliasi parpol tidak paralel dengan preferensi dukungan kepada calon pada masing-masing tingkatan. Ini sudah terjadi sejak Pilkada Tahun 2009 dan Tahun 2014. Misalnya Parpol A mungkin bekerjasama dengan Partai X untuk mengusung Cagub B, tapi mereka bakal bersaing dalam mengusung Cabup atau Cawako. Ini yang menarik diamati dalam Pilkada 10 tahun terakhir ini. Karena calon yang maju hanya itu-itu saja," katanya, Jumat, (17/7) di Batam.

Menurutnya, afiliasi Parpol seperti ini hanya akan merumitkan para Timses dan pengurus Parpol di level berbeda. Lantaran, keputusan pencalonan oleh Parpol tdk didasari oleh keberlanjutan pengkaderan diinternal, tetapi lebih bersifat transaksional tanpa komitmen perjuangan bersama. Belum lagi deal-deal politik yang akan merumitkan pemetaan kantong suara potensial.

"Idealnya parpol harus menyiapkan kadernya untuk dipertandingkan dalam kompetisi Pilkada 2020, tetapi sayangnya parpol gagal mengkaderkan figur dari internal melainkan membangun dinasti dan oligarki di parpol tertentu, sehingga tidak muncul kader calon pemimpin baru yang segar dan mumpuni," tuturnya.

322