Home Politik Merasa Karakternya 'Dibunuh', Safrial Mengadu ke DPP PDIP

Merasa Karakternya 'Dibunuh', Safrial Mengadu ke DPP PDIP

Jambi, Gatra.com - Ketua Tim RPS (Rumah Perjuangan Safrial), Adi Rahadyan meyakini sampai hari ini PDI Perjuangan tetap mengusung kader murni. Ia kaget ada pembunuhan karakter terhadap Safrial, bakal calon Wakil Gubernur Jambi pendamping Fachrori Umar.

"Kami kaget, ternyata ada pembunuhan karakter terhadap Safrial," kata Adi dikonfirmasi Gatra.com melalui sambungan telepon, Sabtu (18/7).

Adi berujar kader murni PDI Perjuangan yang mengikuti Pilgub Jambi cuma ada dua nama. Pertama adalah Safrial dan kedua adalah Abdullah Sani. Pasangan Al Haris ini telah deklarasi bersama Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Di luar itu, katanya, jika ada berani mengklaim didukung berarti mereka sudah by pass.

"Setahu kita belum ada sejarah PKS koalisi dengan PDI Perjuangan. Karena itu kami meyakini satu-satunya kader murni yang akan diusung PDI Perjuangan adalah Safrial. Apalagi jika ada yang klaim didukung PDIP tanpa melalui proses penjaringan. Lha bagaimana ceritanya," ucapnya bertanya.

Selaku kader murni partai, kata Adi, Safrial terus menjalin komunikasi dengan DPP PDI Perjuangan. Pekan lalu dia ditunjuk Safrial menemani Fachrori Umar sowan dengan Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto.

"Cuma, pertemuan dengan Sekjen PDI Perjuangan tidak kami publikasi. Ada pesan tersirat kepada kader murni. Jajaran senior DPP telah kami temui," katanya.

Dalam pertemuan tersebut, kata Adi, terkuak cerita pembunuhan karakter terhadap Safrial. Seperti dikaitkan dengan Pilbup Tanjung Jabung Barat. Safrial dibilang pembangkang merupakan salah satu isu yang dimainkan kubu sebelah.

"Tapi sudah saya klarifikasi perihal cerita sesungguhnya yang terjadi di Tanjung Jabung Barat. Saya jelaskan bahwa Safrial tidak pernah membangkang perintah partai," ucapnya.

Menurut Adi, Safrial tak setuju ada kepentingan oknum-oknum partai. Sebaliknya, kalau untuk kepentingan partai, Safrial sangat militan. Buktinya kemenangan Jokowi pada Pilpres 2019 lalu.

"PDI Perjuangan juga menang di Tanjung Jabung Barat. Terbukti dua periode Safrial menjabat Bupati, PDI Perjuangan berhasil menduduki kursi Ketua DPRD," katanya.

Sewaktu partai berlambang banteng moncong putih ini mengusung Safrial sebagai Wakil Bupati, suara partai terdongkrak naik. Fakta-fakta ini, kata Adi, telah dia sampaikan kepada petinggi DPP.

"Itulah yang saya luruskan cerita-cerita di pusat. Sampai hari ini kami tetap berkeyakinan penuh PDI Perjuangan memberikan dukungan kepada Safrial," katanya.

Pasangan balon Gubernur-Wakil Gubernur Jambi, Fachrori Umar - Safrial, kata Adi, tak pernah peduli klaim-klaim kubu sebelah. Apalagi kubu sebelah memastikan 100 persen dukungan PDI Perjuangan untuk mereka akan turun kemarin. Menurutnya, jika kubu sebelah berani klaim lewat media sosial dan Ketua DPD PDIP, Edi Purwanto membiarkan, itu artinya ada kemungkinan politik transaksional.

"Tapi yang terjadi setelah diumumkan, tak satu pun keluar nama pasangan balon dari Jambi. Apakah mungkin seorang kader partai lain dalam tempo singkat menjadi kader PDI Perjuangan dan begitu mudah untuk diusung. Ini cara berpolitik yang dimainkan DPD PDIP termasuk Edi Purwanto cenderung transaksional," ucap mantan wartawan Majalah GATRA ini. 

Dia mengaku sudah diberitahu DPP bahwa nama-nama penerima rekomendasi partai untuk Provinsi Jambi belum diumumkan. DPD PDI Perjuangan belum ada membahas perihal dukungan. Hal ini diketahui Adi sewaktu dia bertemu petinggi DPP PDI Perjuangan di Jakarta. 

"Dukungan partai untuk Pilgub Jambi belum ada dibahas tingkat DPD, apalagi sampai ke DPP. Ketika saya bertemu petinggi DPP, mereka langsung buka laporan Jambi dan mereka mengatakan bahwa Jambi belum dibahas sama sekali," ujarnya.

Dia mengaku tak paham dengan gebrakan kubu sebelah. Apalagi sampai mengeluarkan klaim dapat dukungan partai pimpinan Megawati Soekarnoputri. Sementara mekanisme dukungan khusus Pilgub Jambi, sama sekali belum berjalan. 

"Jadi, soal klaim-klaim saya ketawa saja. Jadi begini, Safrial sejak menjabat Wakil Bupati pada 2001 dan menjadi kader PDI Perjuangan hingga kini, dia adalah kader murni dan tak pernah keluar dari PDI Perjuangan," kata Adi.

Masih ingat kisah Partai Demokrat era kepemimpinan SBY? Berapa banyak kepala daerah pindah partai jadi kutu loncat. Tapi, kata Adi, Safrial tetap bertahan dengan PDI Perjuangan hingga saat ini. Safrial yakin keberhasilan PDI Perjuangan di Tanjung Jabung Barat akan diikuti daerah-daerah lain dalam Provinsi Jambi. 

"Ini baru kejadian di kubu sebelah, katanya ikut membesarkan partai, malah sempat klaim bahwa PAN akan memberikan dukungan. Tiba-tiba ada kejadian, langsung menyatakan pindah partai dan mengklaim dapat dukungan PDIP. Silakan saja," ujarnya.

Adi berujar, kubu sebelah tak tahu bahwa Safrial mempunyai sejarah panjang di PDI Perjuangan. Safrial sangat paham seluk beluk partai dan sangat paham mekanisme partai. Inilah salah satu alasan Safrial diam.

"Makanya kami tidak pernah membantah klaim-klaim kubu sebelah. Kami hanya sowan dengan Sekjen PDIP. Kami menyampaikan bahwa kami akan berpasangan dengan Fachrori Umar selaku petahana," ujarnya. 

4214