Home Milenial Peduli Mahasiswa Terdampak Covid, Undip Beri Keringanan UKT

Peduli Mahasiswa Terdampak Covid, Undip Beri Keringanan UKT

Semarang, Gatra.com- Universitas Diponegoro (Undip) Semarang memberikan keringanan dan kemudahan uang kuliah tunggal (UKT) kepada mahasiswa terdampak Covid-19.

Menurut Rektor Undip Semarang, Prof. Dr. Yos Johan Utama sampai pekat Juli 2020 sudah menurunkan UKT sebanyak 2.750 mahasiwa dari berbagai jurusan.

“Di masa pandemi Covid-19, kami telah melaksanakan kebijakan yg didasarkan kepada kepedulian kepada mahasiswa yang terdampak, namun semuanya dilakukan secara selektif,” kata Prof. Yos dalam sambutan pada Wisuda ke-159 Undip dilakukan daring dan disiarkan langsung TV Undip di Channel Youtube dan di Radio Pro Alma 97.7 FM, Senin (27/7).

Para wisudawan berjumalah sebanyak 2.561 orang tidak hadir, tapi diwakili secara simbolis oleh robot yang ditempeli foto wajah wisudawan.

Lebih lanjut Yos menyatakan, sebagai perguruan tinggi negeri berstatus badan hukum milik negara (PTN BH) yang diharuskan mandiri, sikap dan kebijakan Undip tetap bertumpu kepedulian terhadap para mahasiswanya.

Selain membebaskan UKT, juga ada kebijakan langsung berupa pemberian potongan 50% UKT untuk mahasiswa semester 7 dan 9.

Memberi kelonggaran pembayaran UKT secara mengangsur, penundaan pembayaran UKT, pemberian paket sembako kepada mahasiswa, bantuan uang tunai, serta magang kerja bergaji kepada para mahasiswa yang membutuhkan.

“Semua ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian dan komitmen Undip kepada para mahasiswa yang terdampak pandemi Covid-19 serta untuk mempercepat perubahan dan revolusi budaya,” ujar Yos.

Revolusi budaya komunikasi telah merambah dunia pendidikan dengan adanya belajar secara online melalui ruang guru, belanja online, dan dokter online yang mendobrak ruang budaya belajar serta belanja masyarakat Indonesia.

Menghadapi fenomena ini, lanjut Yos, maka universitas termasuk Undip harus waspada terhadap gejala pola perkuliahan yang akan sangat cepat bergeser ke dunia maya atau daring.

Pergeseran budaya ini, sangat mungkin akan berpengaruh pada pendapatan perguruan tinggi yang didapat dari mahasiswanya. “Memang belum bisa diprediksi pendapatan universitas dari mahasiswa turun drastis atau sebaliknya. Kami mengajak semua pihak bisa memahami segala perubahan yang ada dengan mengembangkan manajemen futuristik,” ujarnya.

200