Home Kesehatan Tim Pemantau Hewan Kurban Temanggung Temukan Cacing Hati

Tim Pemantau Hewan Kurban Temanggung Temukan Cacing Hati

Temanggung, Gatra.com - Tim pemantau penyembelihan hewan kurban Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Temanggung menemukan cacing hati di dalam organ beberapa hewan kurban. Hal itu diketahui salah satunya saat memantau penyembelihan hewan di wilayah Kowangan Temanggung, Jumat (31/7).
 
Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Perikanan dan Peternakan, Kabupaten Temanggung Esti Dwi Utami mengatakan, dari puluhan hewan kurban yang disembelih ada yang terdeteksi mengandung cacing hati. Oleh karena itu, organ berupa hati tersebut kemudian diamankan agar tidak dikonsumsi.
 
"Untuk kasus saat ini masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya ditemukannya cacing hati. Ada sapi setelah kita investigasi memang berasal dari kecamatan yang sudah endemis cacing hati, Kecamatan Kaloran. Tapi sudah ada progress dari panitia sudah paham untuk memperlakukan atau mendeteksi kelainan organ dalam kalau ada cacing hati ini langsung disisihkan," katanya disela-sela pemantauan di Kowangan.
 
Menurut Esti, diketahuinya penemuan cacing hati itu juga berdasarkan laporan 82 orang tim pemantau dari Dinas Perikanan dan Peternakan yang disebar di 20 kecamatan yang ada di Kabupaten Temanggung. Dijelaskan, apabila organ tubuh hewan kurban yang terdapat cacing hati sampai terkonsumsi oleh manusia bisa membahayakan, apalagi kalau hanya dimasak setengah matang.
 
"Kalau itu dikonsumsi manusia jelas berbahaya apalagi kalau dimasak setengah matang, terutama telurnya karena itu juga bisa merupakan penyakit zoonosis (penularan dari hewan kepada manusia) sehingga bisa menyebabkan sakit pada manusia. Kalau ada seperti itu kita sayat bagian yang rusak yang ada cacing hatinya untuk dimusnahkan dan tidak dibagikan kepada mustahiq," katanya.
 
Tasrif, salah satu panitia penyembelihan hewan di Kowangan Temanggung menuturkan, setelah diketahui ada penemuan cacing hati pada organ tubuh salah satu hewan kurban langsung diamankan. Karena tidak layak konsumsi dan bisa berakibat buruk pada kesehatan.
 
"Memang ditemukan pada satu sapi tapi alhamdulillah dari tahun ke tahun turun, ini tadi cuma ada satu. Tadi sudah koordinasi dengan dokter hewan, bahwa itu tidak bisa digunakan, tidak bisa dikonsumsi maka kita bakar,"katanya.
646