Home Gaya Hidup Gara-gara Corona, Garebeg Keraton Yogya Seperti Zaman Dulu

Gara-gara Corona, Garebeg Keraton Yogya Seperti Zaman Dulu

Yogyakarta, Gatra.com - Tradisi berebut hasil bumi tiap Iduladha di Keraton Yogyakarta, Garebeg Besar, ditiadakan tahun ini karena pandemi Covid-19. Kondisi ini justru mengembalikan tradisi tersebut sesuai sejarah awalnya. 

Garebeg biasanya dirayakan dengan berebut hasil bumi yang disusun menyerupai gunung atau gunungan. Namun kali ini Keraton Yogyakarta membagikan isi atau ubarampe gunungan berupa rengginang atau penganan dari beras ketan.

Prosesi ini dipimpin oleh GKR Mangkubumi, putri sulung Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X. GKR Condrokirono, Penghageng Kawedanan Hageng Panitrapura, lembaga kesekretariatan Keraton Yogyakarta menuturkan, agenda ini digelar dengan memenuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

“Meskipun upacara garebeg ditiadakan, esensi dari garebeg itu sendiri tidaklah hilang. Prosesi ini tetap bermakna sebagai ungkapan rasa syukur dan sedekah dari raja kepada kerabat dan rakyatnya,” kata putri kedua Sultan HB X ini.

Di samping itu, menurut dia, pada zaman dahulu garebeg memang dilakukan dengan membagi-bagikan ubarampe hasil bumi. “Bukan dengan merebut gunungan seperti dikenal saat ini,” ujarnya.

Condrokirono menjelaskan, pembagian isi gunungan dianggap dapat mengurangi kerumunan. Kegiatan ini hanya akan diikuti oleh abdi dalem dan kerabat dekat Keraton Yogyakarta.

“Semua abdi dalem baik yang bertugas maupun yang mengikuti prosesi juga wajib menggunakan masker dan mematuhi standar protokol kesehatan dengan saling menjaga jarak,” ujar Gusti Kirono.

Rengginang yang dibagikan berjumlah 2.700 buah, setara dengan jumlah rengginang pada Gunungan Estri dan Gunungan Dharat saat garebeg sebagaimana mestinya.

Makanan ini mulai dirangkai kemarin Kamis (30/7) di Bangsal Srimanganti, Keraton Yogyakarta. Setelah itu, gerabah tempat rengginang diberi kain penutup bermotif khusus.

Prosesi ini dilakukan oleh abdi dalem khusus, Kanca Abrit, dan dipimpin oleh Penghageng KHP Wahana Sarta Kriya KRT Kusumanegara. Seluruh ubarampe diinapkan selama satu malam dan hari ini dibagikan ke para abdi Keraton Yogyakarta, Puro Pakualaman, dan Kepatihan sebagai kantor Pemda DIY.

311