Home Kesehatan Cuci Jeroan di Sungai, Sebabkan Munculnya Bakteri

Cuci Jeroan di Sungai, Sebabkan Munculnya Bakteri

Sukoharjo, Gatra.com- Kebiasaan masyarakat di Sukoharjo mencuci jeroan daging kurban di sungai masih marak. Padahal, kebiasaan ini bisa berdampak buruk bagi kesehatan mulai dari mencucinya sampai dengan jeroan-jeroan hewan itu dikonsumsi. 
 
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo Yunia Wahdiyati menyayangkan masih banyak masyarakat mencuci jeroan hewan kurban di sungai ataupun saluran irigasi. Padahal, air sungai untuk MCK saja tidak layak, apalagi untuk mencuci makanan yang akan dikonsumsi. 
 
"Dicuci kan untuk dikonsumsi itu, buat MCK saja tidak layak. Menjijikan," kata Yunia Jumat (31/7).
 
Menurut Yunia, aliran sungai di Sukoharjo memang sudah tidak digunakan untuk buang air besar. Namun, tidak dipungkiri masih ada saluran air limbah keluarga yang dibuang ke sungai. 
 
"Kita sudah ODF sih (Open Defecation Free (ODF) adalah kondisi ketika setiap individu dalam komunitas tidak buang air besar sembarangan), cuma masih ada limbah rumah tangganya yang dibuang ke sungai, belum ke sapitank. Ini yang menurut kami bahaya bagi kesehatan," paparnya.
 
Yunia mengakui, pihaknya belum pernah mengambil air sungai di Sukoharjo untuk di uji laboratorium. Namun, selama masih ada saluran buangan rumah tangga yang dialirkan ke sungai, potensi adanya bakteri E-coli tetap masih tinggi.
 
"Bakteri ini bisa mengganggu pencernaan. Bisa timbul diare dan sebagainya," ucapnya.  
 
Namun, lantaran sudah terlanjut maka upaya terakhir yakni dengan cara memasak yang benar. Hal ini untuk meminimalkan kandungan bakteri yang ada setelah proses pencucian di sungai. 
 
"Masaknya harus benar, harus matang benar. Inipun hanya mengurangi, bukan untuk menghilangkan," ujarnya.
 
Ancaman bagi kesehatan bukan berhenti di situ saja, mengkonsumsi jeroan juga rentan mendapatkan gangguan kesehatan. Seperti, kolesterol tinggi. Asupan kolesterol dari makanan yang berlebihan tentu bisa memicu masalah kolesterol tinggi. Jumlah kolesterol yang terlalu banyak di dalam darah dapat menyebabkan pembuluh darah mengeras atau menyempit. Mengkonsumsi jeroan juga memicu asam urat dan memicu diabetes mellitus tipe dua, obesitas dan membebani kinerja organ ginjal.
287