Home Hukum Aksi Bambang Swinger Sejak 2004, Korban Mayoritas Berjilbab

Aksi Bambang Swinger Sejak 2004, Korban Mayoritas Berjilbab

Yogyakarta, Gatra.com - Pengakuan pelecehan seksual berkedok riset soal swinger oleh Bambang Arianto muncul di media sosial. Pelaku disebut beraksi sejak 2004 dengan korban sekitar 300 perempuan yang mayoritas berjilbab dan telah menikah.

Hal itu disampaikan salah satu korban, Illian Deta Arta Sari. Menurutnya, ia telah mendata sekitar 50 korban. “Kami masih berkoordinasi. Sekarang masih mendata dan menguatkan korban lain,” ujar Illian kepada Gatra.com, Senin (3/8)

Di media sosial Facebook, Illian menuliskan kesaksiannya menjadi korban hingga akhirnya mendesak Bambang mengakui perbuatannya. Sejak kesaksiannya ini, sejumlah korban muncul dan menceritakan aksi lancung Bambang. Bukan hanya dari Yogyakarta, melainkan dari banyak kota di Indonesia.

“Hari ini ada yang nambah lagi. Belum kuhitung lagi. Tadi ada yang curhat sudah memendam ketakutan bertahun-tahun,” kata Illian yang kini tinggal di Jakarta.

Menurut Illian, Bambang perbuatannya demi penelitian. “Tapi kami bantah semua. Penelitiannya tak ada metodologinya. Tak jelas respondennya dan tanpa consent. Penelitian kok yang aktif cerita yang meneliti,” kata dia.

Modus pendekatan Bambang ke korban macam-macam. Dari alasan mau curhat tentang istri yang suka menyiksa, krisis orang tuanya, pernikahannya, konsultasi psikologi, hingga modus penerbitan buku dan bisnis. Korban dihubungi selama beberapa hari.

“Pola pendekatannya kan gak langsung saat itu juga, tapi mendekati menyesuaikan korban. Profiling dulu sesuai kerjaan, aktifvtas,” tutur Illian sembari mengizinkan Gatra.com mengutip kesaksiannya di Faceobook.

Illian menyebut, hampir semua korban Bambang berjilbab dan telah menikah. “Dia lantas mengakui bahwa dia kecanduan nonton Youtube porno, dan pengen swinger,” ungkap Illian.

Illian menjelaskan, salah satu korban Bambang mengalami trauma sejak 14 tahun lalu. “Saat itu Bambang sudah dilaporkan ke polisi di Sleman. Dia sempat ditahan,” katanya.

Pada 2015, Bambang disebut menyasar para psikolog. “Mahasiswa psikologi sempat lapor ke fakultas dan rektorat, tapi kasus gak berlanjut,” kata dia.

Hingga akhir Juli 2020, Bambang disebut masih beraksi. “Pelaku mengaku sejak 2014 setiap minggu mencari target baru. Kalau dihitung, hingga sekarang berarti setidaknya 300-an korban,” ujarnya.

Pengakuan Bambang muncul di akun Facebook, Bams Utara, Minggu sore (2/8), kendati akun itu kini telah hilang. Sejak kemarin, Bambang tak merespons pesan Gatra.com untuk konfirmasi.

Pihak Universitas Nahdlatul Ulama (UNU), Yogyakarta, membantah Bambang menjadi dosen kampus itu, melainkan hanya membantu sejumlah kegiatan. Pihak Universitas Gadjah Mada (UGM), sebagai almamater Bambang dan sejumlah sivitasnya menjadi korban, menyatakan siap membantu penuntasan kasus ini.

5335