Home Gaya Hidup Ini Jumlah Tepat Emas Jarahan Inggris dari Keraton Yogya

Ini Jumlah Tepat Emas Jarahan Inggris dari Keraton Yogya

Yogyakarta, Gatra.com - Sejarawan Peter Carey mengungkap jumlah emas jarahan perang tentara Inggris dari Keraton Yogyakarta pada 1812. Jumlahnya jauh dari 57 ribu ton emas seperti yang diklaim belakangan ini.

Hal itu terungkap dalam dialog sejarah secara daring 'Repatriasi Benda Bersejarah dari Negeri Penjajah', Rabu (5/8), gelaran Historia.id.

“Ada (rampasan) uang 800 ribu dollar Spanyol dalam bentuk uang emas dan perak untuk membayar tunjangan perwira dan keluarganya. Nilainya saat itu 150 ribu poundsterling atau saat ini 11,5 juta poundsterling. Ini sama dengan 350 kilogram emas,” kata Peter.

Jumlah itu jauh dari 57 ribu ton atau 57 juta kilogram emas seperti disebut oleh pihak yang mengklaim sebagai keturunan Sultan Hamengku Buwono II, pekan lalu. Pihak Inggris disebut menjarah emas itu dari Keraton Yogyakarta saat perang ‘Geger Sepehi’ 1812 di ujung kekuasaan Sultan HB II.

Peter menjelaskan, kala itu pecah Perang Dunia I. Inggris muncul sebagai negara dengan armada laut terkuat dan hendak mengusir Perancis dari sejumlah negeri jajahan mereka, termasuk Jawa.

“Inggris khawatir Jawa jadi salah satu benteng Perancis di Laut Hindia dan akan bahayakan Inggris. Ini permainan catur negara adidaya dan Pulau Jawa jadi sasaran. Jawa jadi rumput di mana gajah berkelahi,” tuturnya.

Di Jawa, Keraton Yogyakarta dianggap jadi masalah bagi Inggris karena punya militer kuat. Inggris mengupayakan jalan damai pada 1811, tapi gagal. Maka setahun kemudian, setelah kemenangan di Jakarta dan Semarang, Inggris menyerang Yogyakarta.

Namun biaya mendatangkan serdadu dari Inggris mahal. Alhasil, Inggris mengandalkan sekitar 1000 orang Sepehi, India, sebagai pasukan. “Serangan fajar tiga jam ini untuk menaklukkan Keraton, menangkap dan membuang Sultan HB II dan mengangkat anaknya sebagai Sultan HB III,” kata Peter.

Setelah menaklukkan Keraton Yogyakarta, Inggris merampas sejumlah barang. Selain 350 kilogram emas itu, jarahan lain berupa 45 manuskrip, termasuk naskah pusaka Serat Suryorojo.

Selanjutnya rampasan berupa benda budaya seperti keris, gamelan, dan wayang. Sejumlah benda ini bahkan telah beredar di balai lelang dunia. “Inggris juga mengambil batu-batu Benteng Baluwarti yang ambruk untuk membangun benteng Ford Muntok di Bangka,” tuturnya.

Di luar jarahan perang, wilayah kekuasaan Keraton Yogyakarta dan Solo seperti di Kedu, Pacitan, dan Mojokerto turut diambilalih Inggris untuk dimintai pajak guna membiayai ongkos ekspedisi Inggris.

Tak kalah penting, peristiwa Geger Sepehi menjadi revolusi politik untuk menggulingkan raja kala itu. “Intisarinya revolusi politik. Sultan HB II digulingkan dan ada revolusi bahwa Yogyakarta jadi sekutu Inggris. Residen Inggris bahkan menguasai (bahasa) krama Inggil dan bisa bicara isu politik dengan Sultan HB III,” kata Peter.

17458