Home Gaya Hidup Meski Bergizi, Bantuan Sembako Singkirkan Produk Susu Segar

Meski Bergizi, Bantuan Sembako Singkirkan Produk Susu Segar

Karanganyar, Gatra.com - Penyelenggara E-Warong tak berminat memasukkan susu segar di paket bantuan kartu sembako bernominal Rp200.000 per keluarga penerima manfaat (KPM). Meski asupannya bermanfaat bagi tubuh, namun tidak awet disimpan. 

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Karanganyar Waluyo Dwi Basuki mengatakan kartu sembako atau dulunya Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) bertujuan menjaga asupan nutrisi bagi masyarakat miskin. Terutama untuk membebaskan Indonesia dari stunting. Dalam perjalanannya, diberikan jenis makanan bergizi dalam paket bantuan selain beras. 

E-Warong yang bertugas melayani penebusannya memberikan bahan makanan bergizi berlainan sesuai potensi di desanya. Umumnya telur, tahu atau tempe, buah, daging ayam, ikan lele, hingga bawang merah dan bawang putih. 

"Mulai Maret lalu jatah semula Rp150 ribu naik menjadi Rp200 ribu karena pandemi. Tiap desa bisa berbeda pendampingan untuk gizinya. Yang jelas bahan itu awet. Tapi bukan pabrikan. Kalau susu segar enggak awet. Susu kaleng enggak boleh," katanya kepada Gatra.com di Karanganyar, Jumat (7/8). 

Ia menyontohkan penebusan kartu sembako di Tawangmangu. KPM mendapatkan 15 kilo beras,  dua lonjor tempe, 16 butir telur, dan 10 potong tahu. 

"Dari 75 ribu KPM program ini, yang menggesek kartu sekitar 70 ribu saja. Bahan makanan bernutrisi diupayakan yang segera habis agar langsung dikonsumsi," katanya.

Dianjurkan pula bahan makanan tersebut produksi pabrikan. Tujuannya memberdayakan para pelaku UMKM di daerah, khususnya petani dan peternak. Pemberian bahan makanan protein dalam program bantuan kartu sembako diyakini efektif menurunkan angka gizi kurang atau buruk dan mencegah stunting. 

 

 

146