Home Internasional Terancam Krisis, Beirut Dilanda Aksi Protes Pemerintah

Terancam Krisis, Beirut Dilanda Aksi Protes Pemerintah

Beirut, Gatra.com - Seorang petugas polisi tewas pada hari Sabtu di tengah bentrokan sengit dengan pengunjuk rasa selama terjadi demonstrasi anti-pemerintah di tegah proses penyelidikan terjadinya ledakan mematikan di Beirut pada Selasa lalu. 

Seorang penyiar Lebanon LBCI melaporkan, Palang Merah Lebanon menyebut pihaknya merawat 175 orang di lapangan dan membawa 63 orang lainnya yang terluka ke rumah sakit.

Polisi anti huru hara menembakkan gas air mata ke arah para demonstran yang mencoba menerobos penghalang untuk mencapai gedung parlemen di Beirut. Tembakan terdengar saat protes atas ledakan dahsyat minggu ini di kota itu meningkat.

Ribuan pengunjuk rasa berkumpul di jalan-jalan Beirut untuk menyuarakan kemarahan mereka pada elit politik, yang menurut mereka bertanggugjawab mengubah ibu kota menjadi zona bencana.

Sekelompok pengunjuk rasa yang dipimpin oleh pensiunan perwira tentara Lebanon menyerbu gedung kementerian luar negeri dan memasang spanduk bertuliskan "ibu kota revolusi" dan "Beirut adalah kota demiliterisasi." 

Mereka juga membakar foto Presiden Lebanon Michel Aoun.

"Kami tetap di sini. Kami menyerukan kepada rakyat Lebanon untuk menduduki semua kementerian," kata seorang demonstran.

Lebanon, negara yang terancam menghadapi krisis ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan terjadinya lonjakan infeksi virus korona, pasca dilanda ledakan besar di Pelabuhan Beirut pada Selasa, menewaskan sedikitnya 154 orang dan melukai lebih dari 5.000.

Ledakan yang begitu hebat hingga menghancurkan rumah warga, apartemen hingga menyebabkan hampir 300.000 warga di Beirut kehilangan tempat tinggal.

Presiden Lebanon Michel Aoun mengatakan ledakan itu disebabkan oleh timbunan 2.750 metrik ton bahan kimia industri amonium nitrat, yang digunakan sebagai pupuk bahan peledak, terbakar setelah disimpan di pelabuhan sejak 2013 tanpa tindakan pengamanan.

147

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR