Home Kesehatan Pemkab Tegal Kesulitan Lacak Klaster Covid Nakes Kota Tegal

Pemkab Tegal Kesulitan Lacak Klaster Covid Nakes Kota Tegal

Tegal, Gatra.com - Sembilan dari 28 kasus positif Covid-19 yang meledak di Kota Tegal, Jawa Tengah diketahui merupakan warga Kabupaten Tegal. Namun Satgas Covid-19 Kabupaten Tegal tak bisa maksimal melakukan upaya pelacakan untuk mencegah penyebaran meluas karena kesulitan mengakses data dari kota tetangganya.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Tegal Joko Wantoro mengatakan, lonjakan kasus Covid-19 dari klaster tenaga kesehatan (nakes) puskesmas dan rumah sakit di Kota Tegal turut menambah jumlah kasus di Kabupaten Tegal menjadi 66 orang.

"Ada sembilan warga Kabupaten Tegal yang terkonfirmasi positif dari klaster puskesmas dan rumah sakit di Kota Tegal. Ini menjadi lonjakan yang tertinggi sepanjang masa pandemi Covid-19," kata Joko, Minggu (9/8).

Menindaklanjuti hal itu, Joko menyebut pihaknya kesulitan untuk melakukan pelacakan kontak erat untuk selanjutnya dilakukan pengambilan spesimen swab. Dari sembilan orang, baru empat orang yang kontak eratnya sudah dilakukan pengambilan spesimen swab, Kamis (6/8).

"Kami kesulitan menindaklanjuti lima orang yang terkonfirmasi lainnya karena sampai dengan hari ini kami belum mendapat informasi lebih lanjut dari Dinas Kesehatan Kota Tegal," kata Joko.

Lebih lanjut Joko membeberkan keempat orang terkonfirmasi positif yang sudah dilakukan pengambilan spesimen swab keluarganya. Pertama, seorang perempuan berinisal AAN, warga Desa Bongkok, Kecamatan Kramat, pegawai di Dinas Kesehatan Kota Tegal

Kedua, seorang perempuan berinisial EA, asal Desa Mejasem Timur, Kecamatan Kramat yang bekerja di Puskesmas Tegal Timur. Ketiga, seorang perempuan berinisial RES, warga Desa Mejasem Barat, Kecamatan Kramat. RES juga bekerja di Puskesmas Tegal Timur. Terakhir, seorang dokter di Puskesmas Tegal Timur berinisial L, asal Desa Bongkok, Kecamatan Kramat.

“Untuk kasus L ini, meski alamat KTP-nya tertera warga Desa Bongkok, akan tetapi rumahnya ada di Kota Tegal, termasuk isolasi mandirinya juga di rumahnya di Kota Tegal. Tiga orang lainya juga menjalani isolasi di rumah karena tak memiliki gejala,” ucap Joko. 

Adapun lima kasus lainnya yang kontak eratnya belum dilakukan pengambilan spesimen swab, Joko berharap bisa segera mendapatkan informasi lebih lanjut dari Dinas Kesehatan Kota Tegal untuk memudahkan proses pelacakan kontak erat sehingga tidak berkembang menjadi transmisi lokal.

“Petugas kami di lapangan mengalami kendala untuk mendapatkan informasi kontak eratnya karena mereka belum mau di-tracing dengan alasan akan di-tracing Dinas Kesehatan Kota Tegal,” ujarnya.

Dari data yang baru didapat, Joko mengungkapkan, kelimanya yakni seorang perempuan berinisial S asal Desa Pepedan, Kecamatan Dukuhturi yang bekerja di Puskesmas Debong Lor; seorang dokter gigi berinisial E yang bertugas di Puskesmas Bandung asal Desa Sidakaton, Kecamatan Dukuhturi; IT, asal Desa Adiwerna, Kecamatan Adiwerna yang bekerja di Puskesmas Bandung; RAP, seorang perempuan asal Desa Kendalserut, Kecamatan Pangkah yang bekerja di Puskesmas Tegal Timur; dan seorang laki-laki berinisial DAN, asal Desa Lumingser, Kecamatan Adiwerna yang bekerja di RSUD Kardinah Kota Tegal.

Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Tegal, Jawa Tengah akhirnya mengumumkan penambahan kasus Covid-19 setelah lebih dari satu bulan mengklaim tidak ada penambahan kasus baru. Terdapat 28 orang dinyatakan positif dengan mayoritas adalah tenaga kesehatan.

Penambahan kasus baru tersebut diumumkan Wakil Wali Kota Tegal Mohamad Jumadi dalam konferensi pers di Balai Kota Tegal, Jumat siang (7/8). Jumadi mengatakan, hingga Jumat, terdapat 28 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 berdasarkan hasil pemeriksaan sampel swab di laboratorium. 

"Rinciannya, 14 orang warga Kota Tegal, sembilan orang warga Kabupaten Tegal, satu orang warga Kabupaten Brebes, dua orang domisili Jakarta, satu orang domisili Bandung, dan satu orang domisili Temanggung," ujarnya.

304