Home Politik Kepala Kemenag Jateng Kutuk Penyerangan Rumah Habib Umar

Kepala Kemenag Jateng Kutuk Penyerangan Rumah Habib Umar

Semarang, Gatra.com - Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Jawa Tengah Mustain Ahmad, mengutuk keras kasus penyerangan rumah Habib Umar Assegaf di Solo yang dilakukan sekelompok orang.

“Dengan dalih dan alasan apapun tindakan tersebut tidak bisa dibenarkan,” katanya, Selasa (11/8).

Penyerangan yang dilakukan sekelompok orang diduga laskar Islam di Solo pada Sabtu (8/8). Dia menilai tindakan itu telah mencederai kerukunan dan harmoni umat beragama di Indonesia umumnya, dan Jawa Tengah (Jateng) khususnya.

Guna melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk meredam konflik berkepanjangan, Mustain sejak Minggu (9/8) hingga Selasa berkantor di Solo.

“Saya sudah melakukan koordinasi dengan Kapolrestabes Kota Surakarta Andi Rifai memberikan support dan dukungan bisa mengambil langkah-langkah tegas kepada siapapun yang ikut terlibat dalam insiden tersebut,” ujarnya.

Mantan Kepala Kantor Kemenag Solo ini juga melakukan koordinasi dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Solo dan Ketua MUI Solo agar kondusifitas beragama yang sudah berjalan baik bisa terus terjaga.

Munurut Mustai, agama Islam memiliki lintasan sejarah besar yang membuktikan adalah agama yang mengedepan nilai-nilai kerukunan dan perdamaian dengan menghargai perbedaan di tengah masyarakat.

Islam lanjutnya, harus hadir sebagai bangunan ukhuwah islamiyyah bahkan ukhuwah wathoniyah harus terus disemai sehingga menjadi modal kehidupan antar masyarakat agar bisa hidup damai dan rukun.

“Negara Indonesia yang dikenal guyup rukun harus terus dijaga. Jangan dicoreng perilaku kelompok tertentu mengatasnamakan agama,” ujar Mustain.

Sementara, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo minta Kepala Kanwil Kemenag Jateng bisa mengajak warga dan tokoh agama ngobrol terkait isu yang sedang terjadi di Solo.

“Agar diajak ngobrol warga dan dekati para tokohnya untuk mencari jalan terbaik,” kata Ganjar.

Kejadian di Solo, lanjut Ganjar jangan dibiarkan terus, karena masyarakat akan terganggu sehingga perlu dilakukan langkah antisipasi dan penanganan yang tepat.

“Mudah-mudahan Pak Kakanwil Kemenag bisa mengajak banyak tokoh ngobrol secara tertutup sehingga nanti bisa dijelaskan duduk persoalan hingga kelak kemudian tidak ada kejadian seperti ini lagi,” ujarnya.

148

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR