Home Politik Ekonomi Meredup, Jokowi: Saatnya Kita Bajak Momentum Krisis

Ekonomi Meredup, Jokowi: Saatnya Kita Bajak Momentum Krisis

Jakarta, Gatra.com - Pandemi Covid-19 masih terus berlangsung, negara-negara di dunia pun pada akhirnya diterpa juga dengan pelemahan ekonomi yang tembus hingga minus. Dimomen ini, menurut Presiden Joko Widodo, adalah langkah yang tepat untuk melakukan lompatan besar.

"Saatnya kita bajak momentum krisis untuk melakukan lompatan-lompatan besar. Pada usia ke-75 tahun ini, kita telah menjadi negara Upper Middle Income Country. 25 tahun lagi, pada usia seabad Republik Indonesia, kita harus mencapai kemajuanyang besar, menjadikan Indonesia Negara Maju," ucap Jokowi saat memberikan pidato kenegaraan dalam acara sidang tahunan di MPR RI, Jakarta, Jumat (14/8).  

"Sebanyak 215 negara, tanpa terkecuali, sedang menghadapi masa sulit diterpa pandemi Covid-19. Dalam catatan WHO, sampai dengan tanggal 13 Agustus kemarin, terdapat lebih dari 20 juta kasus di dunia, dengan jumlah kematian di dunia sebanyak 744 ribu jiwa," imbuh politikus PDIP itu.

Jokowi melanjutkan, jika semua negara sedang mengalami pelambatan ekonomi baik negara maju, menengah ataupun miskin. Jokowi melihat ini adalah sebagai kesempatan Indonesia untuk mengejar ketertinggalan.

"Di kuartal pertama 2020, pertumbuhan ekonomi negara kita masih plus 2,97%, tapi di kuartal kedua kita minus 5,32%. Ekonomi negara-negara maju bahkan minus belasan persen, sampai minus 17%-20%. Kemunduran banyak negara besar ini bisa menjadi peluang dan momentum bagi kita untuk mengejar ketertinggalan," ungkapnya.

Jokowi menjelaskan jika dirinya menyambut seruan moral yang diungkap oleh ulama dan para pemuka agama. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengapresiasi seruan itu sebagai bentuk untuk mendorong Indonesia melakukan kebangkitan baru.

"Inilah saatnya kita membenahi diri secara fundamental, melakukan transformasi besar, menjalankan strategi besar. Strategi besar di bidang ekonomi, hukum, pemerintahan, sosial, kebudayaan, termasuk kesehatan dan pendidikan," pungkasnya.

253