Jakarta, Gatra.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi), dalam pidato kenegaraan di sidang tahunan MPR RI, Jumat (14/8), meminta seluruh pihak untuk turut bersama menjadikan momentum pandemi ini sebagai sebuah kebangkitan. Jokowi bahkan meminta agar Indonesia bisa melakukan lompatan besar.

Menanggapi hal itu, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengatakan bahwa pidato Jokowi berisi gagasan yang sesungguhnya susah untuk realisasikan. Menurut Mardani, saat ini Indonesia memiliki beban yang terlalu banyak.

"Bicara gampang, aksi yang susah. Kalau ingin melompat, buat saya berjalan saja berat sekarang. Bagaimana melompat?" kata Mardani di Gedung Nusantara II DPR RI.

Mardani menilai, Presiden Jokowi mesti betul-betul berpikir strategis. Pembubaran lembaga, misalnya, langkah yang tepat. Namun, menurut Mardani, presiden sesungguhnya hanya membubarkan lembaga-lembaga kecil. "Padahal perampingan itu bisa menajamkan anggaran. Sekarang anggaran terlalu terpecah," ucap Mardani.

Dalam pidatonya, Jokowi menilai bahwa Indonesia bisa memanfaatkan momentum krisis dunia untuk melakukan lompatan-lompatan besar. Pada usia ke-75 tahun ini, kata Jokowi, Indonesia telah menjadi negara Upper Middle Income Country. "Dua puluh lima tahun lagi, pada usia seabad Republik Indonesia, kita harus mencapai kemajuan yang besar, menjadikan Indonesia negara maju," katanya.

Sementara itu, anggota Fraksi PAN, Eddy Soeparno mengapresiasi apa yang disampaikan presiden. Menurut dia, yang disampaikan presiden tentang lompatan besar merupakan pemicu agar penyelenggara negara bisa melakukan re-setting. "Termasuk juga dalam pengawasan, baik itu anggaran, kinerja pemerintah, dan lain-lain," ujarnya.