Home Gaya Hidup Melukis dengan Centong dan Kawan-kawan

Melukis dengan Centong dan Kawan-kawan

Karanganyar, Gatra.com- Masa pandemi Covid-19 tak boleh mengekang kreativitas para seniman dalam berkarya. Hal itu disampaikan guru besar UNS Prof DR Andrik Purwasito melalui karya lukisan Eyes Inside

Jenis seni kontemporer itu dituangkannya di sebidang kanvas. Bahan pewarna cat air dipakainya mengisi bidang dua dimensi itu. Yang membedakan dari karya seni rupa pada umumnya yang dilukis menggunakan kuas, Eyes Inside merupakan torehan ujung-ujung alat dapur seperti garpu, sendok, centong, sotil, sikat pembersih botol dan sikat cuci baju, dan sebagainya.

"Pandemi Covid-19 yang mengharuskan kita berada di dalam rumah, tak boleh memutus karya inovatif dan kreativitas. Tanpa harus kemana-mana, sangat bisa berkarya. Misalnya, kitchen painting ini," kata Andrik kepada wartawan di sanggar seni Wong Kampoeng Contemporary, Desa Triyagan, Mojolaban, Kamis malam (13/8).

Guru besar UNS ini ingin menggebrak cara-cara berseni rupa mainstream yang ternyata mengekang ekspresi diri. Padahal bahan-bahan berkarya tersedia di depan mata. Ternyata, goresan peralatan itu membentuk pola unik dan indah. Ia memadupadankan warna dan corak hingga dirasa seimbang. Sotil dipakainya menebalkan dan menipiskan cat di kanvas. Ibarat memasak di dapur, Andrik tak lupa mengenakan celemek selama melukis.

Ia menambahkan, kreasi dari kitchen painting yang membedakan dari metode lukis konvensional terletak pada tekstur yang dihasilkan.

Ratusan bahkan ribuan teknik melukis telah dipakai banyak seniman di seluruh dunia dengan hasil yang juga sangat bervariatif. Setiap seniman ingin menampilkan citra dirinya melalui karyanya. "Kitchen painting diharapkan menjadi alternatif. Mengurangi ketergantungan seniman terhadap penggunaan peralatan pada umumnya," katanya usai melukis berdurasi 1,5 jam.

Eyes inside digambarkan dengan beberapa pasang mata sedang terbuka. Seakan mengamati tajam obyek di depannya. Indera penglihatan itu berada di wajah yang tak terlalu diperjelas rautnya.

"Makna filosofinya harus berhati-hati di tengah pandemi global. Harus serius mengamati keadaan," katanya.

619