Home Milenial Harus Ada Restorasi dalam Dunia Pendidikan NTT

Harus Ada Restorasi dalam Dunia Pendidikan NTT

Kupang, Gatra.com - Pengetahuan merupakan jalan untuk menemukan Tuhan. Karena itu, harus ada restorasi dalam dunia pendidikan agar dapat menghasilkan manusia-manusia Nusa Tenggara Timur (NTT) yang berkualitas. Karena pengetahuan itu adalah inti hidup. Orang tanpa pengetahuan, sesungguhnya dia tidak pernah hidup.

“Sumber utama pengetahuan adalah Allah. Karena Allah itu adalah sumber pengetahuan awal dan akhir. Karena itu yang namanya pendidikan adalah satu-satunya jalan supaya menemukan Allah, “ kata Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, saat memberikan sambutan pada acara Hari Ulang Tahun ke-9 SMPN 6 Nekamese dan Peluncuran Buku Karya Murid dan Para Guru di Halaman SMPN 6 Nekamese, Desa Oelomin, Kecamatan Nekamese, Kabupaten Kupang, Sabtu (15/8).

Orang yang punya iman teguh, lanjut Gubernur Viktor, pasti mencintai pengetahuan dan rajin membaca. Dengan pengetahuan, manusia mampu membangun imajinasi yang membuatnya menjadi orang hebat dan berkualitas.

Ada empat hal yang menentukan kesuksesan hidup, yakni spritualitas atau keyakinan teguh, pengetahuan, punya jaringan atau networking, serta kesehatan yang prima. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam membentuk keempat hal tersebut.

“Karena itu saya sangat serius, paksa dan dorong agar orang mengikuti pendidikan. Pendidikan harus dibangun dalam semangat restorasi. Mengembalikan cara berpikir manusia supaya tidak hanya tahu (know) tapi juga mengerti. Mengapa sesuatu itu begini dan bukan begitu, itulah pendidikan yang hakiki ,” ujarnya

Menurutnya, kualitas pendidikan di NTT saat ini baru sampai pada tahapan know atau tahu, namun belum mengerti (know but not understand). Akibatnya, orang mudah percaya hoaks dan isu-isu yang menyesatkan karena tidak punya kemampuan mengolah informasi yang ada. Pendidikan adalah proses transfer pengetahuan dan karakter kepada manusia.

“Kita ingin membangun NTT dengan kecerdasan dan pendidikan yang tepat. Saya minta Kadis Pendidikan dan Kebudayaan NTTmendesain kembali pendidikan kita. Supaya pendidikan kita sampai pada tingkat paham," ujarnya.

Untuk itu, ke depan pihaknya ingin tiga saja mata pelajaran untuk SD, yakni bahasa Indonesia dan Inggris, serta Matematika. Sedangkan di SMP bisa tambah sedikit sains. Anak-anak harus bisa berbahasa Indonesia dan Inggris secara baik.

"Matematika akan membantu membentuk logikanya. Nanti tingkat SMA baru diperluas dengan pengetahuan sains yang lebih banyak,” katanya.

Mantan anggota DPR Fraksi NasDem tersebut menegaskan, peranan guru sangat penting, terutama pada tingkatan TKK, SD, dan SMP. Guru terbaik harus ditempatkan pada level-level pendidikan seperti itu. Karena jika tidak diarahkan dengan baik, anak-anak tidak akan berkembang dengan baik pula.

“Saya apresiasi kepada Kepala Sekolah dan para Guru SMPN 6 Nekamese. Kenapa sekolah ini baik karena mindset atau cara berpikir pemimpinnya. Pemimpin seperti inilah yang punya cara berpikir baik dan mau berubah,” katanya

Sementara itu, Wakil Bupati Kupang, Jerry Manafe, juga menyampaikan kebanggaan terhadap pencapaian yang dicapai oleh SMPN 6 Nekamese. Baru pertama kali mengunjungi sekolah ini, ia mengaku bangga karena sepanjang banyak pohon dan bunga.

"Ini tandanya ada kehidupan. Kaca jendelanya juga bersih. Saya harap buku-buku yang diluncurkan berbobot dan bisa jadi pegangan bagi para guru dan murid serta kita semua,” katanya.

Kepala SMPN 6 Nekamese, Yulianti Pulungtana, menjelaskan, jumlah peserta didik atau siswa di sekolah tersebut sebanyak 112 orang. Memiliki 11 guru PNS, 4 orang guru kontrak, 4 pegawai honor, dan 1 penjaga sekolah.

Untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kegiatan literasi, pihak sekolah membangun sinergisme dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kupang, Pemerintah Desa, Komite, Orang tua/wali,masyarakat, dan pihak gereja.

“Penerapan pendidikan karakter dan pembelajaran edukatif di sekolah ini, selama ini selalu memberikan peluang, ruang dan tempat sebagai media bagi peserta didik untuk berekspresi dan berliterasi. Kami selalu mendorong mereka untuk menemukan dan mengaktualisakan potensi yang ada dalam diri,” kata Yulianti.

716