Home Hukum Eks Teroris Ikuti Upacara HUT RI Bareng Polda DIY & Pemulung

Eks Teroris Ikuti Upacara HUT RI Bareng Polda DIY & Pemulung

Bantul,  Gatra.com - Lima eks narapidana terorisme mengikuti upacara bendera HUT ke-75 RI bersama para pemulung dan polisi di tempat pembuangan sampah terpadu (TPST) Piyungan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin pagi (17/8).

Upacara di kawasan tebing sisi barat TPST di Padukuhan Bawuran I, Desa Bawuran, ini dipimpin Kabid Humas Polda DIY Kombes Yuliyanto, sedangkan Brigadir Yusuf bertindak sebagai komandan upacara.

"Upacara bendera bersama pemulung sudah beberapa kali kami lakukan. Namun hari ini sangat spesial dan sempat membuat saya merinding," kata Yuliyanto usai upacara.

Menurutnya, keterlibatan lima eks napi terorisme atau napiter di upacara ini atas kemauan mereka sendiri. Yuliyanto pun bangga karena para pemulung menghentikan aktivitasnya demi mengikuti upacara. "Ini bukti mereka berjiwa besar," kata dia.

Yuliyanto menjelaskan, upacara ini sengaja digelar di TPST karena ingin menunjukkan kepada para eks napi tersebut bahwa di tengah keterbatasan rakyat kecil masih menunjukkan rasa cinta Tanah Air.

"Kendati pernah melawan negara, para napiter tersebut kini telah kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi," ujar Yuliyanto.

Saat ini, para eks napi terorisme tersebut bisa hidup berdampingan dan berinteraksi dengan masyarakat. Mereka pun menjalani berbagai profesi seperti menjadi wiraswasta, petani, dan peternak.

Muhamad In'am, Wakil Ketua Yayasan Lingkar Perdamaian, lembaga yang fokus pada penanganan eks napiter, menyatakan para eks napi terorisme berinisiatif dan sukarela hadir di upacara HUT RI.

"Kami datang untuk menunjukkan ke masyarakat bahwa kami telah berubah," ujar In'am, yang masih kerabat Amrozi, pelaku bom Bali 2002, .

Eks napi terorisme ini ditangkap di Afghanistan dan pernah terlibat Perang Moro, Filipina. Selain dirinya, upacara di TPST turut dihadiri eks napi terorisme seperti Saefudin yang juga pernah terlibat Perang Moro, Fajar yang terlibat di bom buku, dan Hasan yangv terlibat kasus bom di Solo.

Di DIY, Yayasan Lingkar Perdamaian mencatat 100 eks napiter bergabung. Menurut In'am, ia dan rekan-rekannya ingin hidup damai di masyarakat.

"Sekarang prinsip kami, mustahil kami ingin hidup enak, nyaman, dan damai di Indonesia jika terus kami rongrong. Mudah-mudahan kami dimaafkan oleh bangsa ini atas kesalahan dan dosa kami," katanya.

Dalam kesempatan ini, lima eks napi terorisme membacakan ikrar untuk tak lagi terlibat dalam gerakan yang bertolak belakang dengan NKRI, menjauhi paham yang memecah belah NKRI, setia pada UUD 1945 dan Pancasila,  setia pada NKRI, dan mematuhi segala aturan.

145