Home Internasional UEA: Hentikan Aneksasi Jadi Alasan Kesepakatan dengan Israel

UEA: Hentikan Aneksasi Jadi Alasan Kesepakatan dengan Israel

Abu Dhabi, Gatra.com - Menghentikan pencaplokan Tepi Barat merupakan prioritas utama Uni Emirat Arab (UEA) sehingga berani mengambil langkah dalam kesepakatan "bersejarah" dengan Israel, untuk menormalisasi hubungan antara kedua negara.

Pernyataan itu diungkapkan pejabat tinggi, Direktur komunikasi strategis Kementerian Luar Negeri UEA Hend al-Otaiba mengatakan kepada outlet berita Israel Haaretz, pada hari Minggu (16/8).

Aneksasi Tepi Barat telah menjadi berita utama dalam beberapa bulan terakhir karena Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Benny Gantz telah mengumumkan bahwa mereka akan mulai mengajukan klaim atas sekitar 30 persen wilayah Tepi Barat secepatnya pada 1 Juli.

“Aneksasi adalah perhatian langsung kami. Kami merasa itu akan mematikan prospek untuk solusi dua negara, yang telah menjadi dasar dari hampir semua upaya pembuatan perdamaian di masa lalu dan menetapkan prospek perdamaian regional selama beberapa dekade. Salah satu masalah abadi yang menghambat hubungan lebih dekat antara dunia Arab dan Israel adalah konflik Palestina-Israel. Kami merasa sudah saatnya kawasan ini menunjukkan keterampilan pemecahan masalah kolektifnya,” direktur komunikasi strategis Kementerian Luar Negeri UEA, al-Otaiba, seperti dikutip Alrabiya.

Dia juga mengatakan bahwa hubungan informal dengan Israel telah tumbuh, dan hanya masalah waktu sampai interaksi ini diresmikan.

"Saya pikir adil untuk mengatakan bahwa kami menyadari pendekatan tanpa komunikasi dengan Israel telah membawa masalah ke jalan buntu, dan mulai memisahkan apa yang politis dari bidang kerja sama lain," kata al-Otaiba dikutip oleh Haaretz.

Menurut al-Otaiba, Komponen kunci dari kesepakatan lainnya adalah penerbitan visa dan penetapan perjalanan antara kedua negara, dan itu menunjukkan bahwa Israel diharapkan hadir di Expo 2020 Dubai, yang dijadwalkan ulang untuk 2021 karena pandemi virus corona.

"Kami mengharapkan hubungan udara dan visa timbal balik untuk ditetapkan sebagai bagian dari hubungan baru antara negara kami, dan kami berharap melihat banyak orang Israel pada tahun 2021 untuk Expo Dubai, di mana tentu saja Israel sebelumnya telah mengkonfirmasi keikutsertaannya," katanya.

Terlepas dari kesepakatan tersebut, direktur tidak mengkonfirmasi pendirian kedutaan UEA di Yerusalem .

"Kami terikat oleh resolusi internasional serta posisi Arab yang menginginkan negara Palestina merdeka dengan Yerusalem sebagai ibukotanya," katanya kepada Haaretz.

Al-Otaiba menyebut, UEA mengambil langkah semata-mata bertujuan agar Timur Tengah yang lebih damai, toleran, dan makmur. Tidak dapat terjadi tanpa menyelesaikan konflik Palestina-Israel.

"Kami percaya kesepakatan ini meningkatkan kemampuan semua pihak untuk menemukan solusi politik yang langgeng dan adil untuk masalah Palestina," tambahnya.

UEA berharap untuk melihat berakhirnya kekerasan dan penderitaan dan harapan untuk suatu hari ketika Timur Tengah menjadi model bagi seluruh dunia, bukan sumber konflik dan jalan buntu.

Perjanjian diplomatik antara kedua negara dikenal sebagai ‘Abraham Accord’ dan itu adalah perjanjian perdamaian pertama Israel dengan negara Arab dalam 25 tahun, yang terakhir ditandatangani antara Yordania dan Israel dan juga dimediasi oleh AS.

Delegasi Israel dan Emirat diperkirakan akan bertemu dalam beberapa minggu mendatang untuk membuat perjanjian bilateral mengenai berbagai masalah termasuk telekomunikasi, pariwisata, dan perawatan kesehatan.

511

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR