Home Milenial Dirjen Vokasi: Produk Vokasi Harus Sesuai Kebutuhan Pasar

Dirjen Vokasi: Produk Vokasi Harus Sesuai Kebutuhan Pasar

Jakarta, Gatra.com - Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Wikan Sakarinto, menghimbau pada sekolah pendidikan vokasi baik Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) hingga Pendidikan Tinggi Vokasi, untuk senantiasa melakukan riset hingga sektor hilirisasi.
 
Jangan sampai, nantinya inovasi yang dihasilkan dari sekolah SMK justru tidak terserap konsumen, karena tidak adanya keselarasan akan produk yang dihasilkan, dengan yang dibuat pasar. Oleh karenanya, ketika sekolah vokasi ingin membuat invoasi produk, penting untuk melihat landscape dari paying customer produk tersebut.
 
"Sebelum membuat inovasi, maka tolong mindsetnya itu harus start from the end. Artinya, konsumennya itu ada atau tidak. Jangan sampai sudah kita riset sampai tingkat yang sangat Top, nanti ketika sudah jadi bingung yang beli siapa," kata Wikan dalam Giat Talkshow secara Daring, Selasa (18/8).
 
Karena selama ini dilapangan, Wikan masih menemukan fenomena hasil produk Vokasi yang justru tidak dilirik oleh pasar, karena tidak sesuai dengan keinginan konsumen. Oleh karenanya, Dirjen Vokasi Kemendikbud akan menumbuhkan mindset tersebut melalui kurikulum magang dan riset bersama.
 
"Nah mungkin ini yang harus kita perbaiki. Sejak awal pernikahan link and match itu selain bikin kurikulum magang, itu juga merancang riset bersama. Sehingga nanti ketika sudah jadi alat atau peralatan ini, paying customer sudah nunggu cuma tinggal ambil," jelasnya.
 
Pendorongan peningkatan Pendidikan Vokasi juga diakui Wikan, adalah sebuah resep jika Indonesia ingin menjadi negara maju. Mantan Dekan Vokasi UGM itu mencontohkan, negara maju seperti Jerman dan Jepang bisa terakselerasi kemajuannya karena Pendidikan Vokasi nya juga didorong maju.
 
"Itu sudah terbukti, jadi tidak susah cari resep agar Indonesia bisa meloncat teknologinya, kemartabatannya, kepemimpinannya. Salah satunya adalah memajukan pendidikan vokasi di Indonesia dan itu komprehensif tidak hanya Politeknik, tapi juga SMK dan juga Lembaga Kursus dan pelatihan," pungkasnya.
227