Home Ekonomi Pandemi Covid-19, Pertumbuhan Ekonomi Jateng Minus 1,73%

Pandemi Covid-19, Pertumbuhan Ekonomi Jateng Minus 1,73%

Semarang, Gatra.com - Pandemi Covid-19 membawa dampak cukup serius terhadap pertumbuhan perekonomi di Jawa Tengah (Jateng) dan provinsi lain Jawa yang mengalami minus.

Menurut Pengamat Ekonomi Universitas Katolik (Unika) Soegiyopranata Semarang, Prof, Andreas Lako, pada semester I yakni Januari-Juni 2020, pertumbuhan perekonomi di Jateng minus 1,73%.

“Perekonomian di Jateng paling parah dibandingkan atas provinsi lainnya yakni Jawa Timur -1,51%, Jawa Barat -1,71, dan DKI Jakarta -1,63,” katanya pada diskusi daring atau online yang digelar Joglosemar Institute bertajuk “Strategi Jitu Bangkitkan Ekonomi Pasca Pandemi”, Jumat (21/8).

Kondisi perekonomian Jateng yang minus ini lanjut, Andreas, sebelumnya pernah terjadi saat krisis ekonomi dan politik tahun 1997-1998. Saat ini pertumbuhan ekonomi anjlok minus 12,37% dari sebelumnya pada pada 1994-1996 sebesar 7%.

Demikian pula pendapatan asli daerah (PAD) turun dari 4,3% (1997) menjadi minus 20%. Anggaran belanja daerah minus 43%, inflasi meroket sebesar 70,3%, kemiskinan naik menjadi 28,5%, tingkat pengangguran terbuka naik menjadi 5,6%, ekspor dan impor turun, investasi anjok.

“Namun, Jateng bisa bangkit sehingga pada 1999-2001 perekonomian bisa tumbuh antara 3,4 persen hingga 3,6 persen,” ujarnya.

Untuk bisa bangkit dari keterpurukan ekonomi akibat pandemi Covid-19, guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unika Seogijapranata memberikan strategi jitu memacu pemulihan pertumbuhan ekonomi Jateng 2020, antara lain pengendalian terhadap Covid-19.

Pengandilan terhadap Covid-19 dengan melakukan pencegahan agar tidak terus berkembang merupakan faktor penting agar orang bisa kembali melakukan aktivitas ekonomi. 

Selanjutnya adalah memacu pemintaan dan penawaran ekonomi melalui anggaran pendapat belanja daerah (APBD), melakukan kolaborasi dengan stakeholders, dan tata kelola yang baik.

“Bila pemerintah provinsi Jateng dan semua pihak melakukan dengan all out dan sungguh-sungguh mengendalikan Covid-19 dan ekonomi dikekelola dengan baik, maka pertumbuhan perekonomi pada semester II (Juli-Desember) 2020 diprediksikan sebesar 2,7 persen. Ini prediksi moderat, tapi bila tidak serius ya repot,” ujar Andreas.

Oleh karena, menurut ia, strategi dan kebijakan untuk mendorong pemulihan pertumbuhan ekonomi Jateng pada 2020-2021 di antaranya memacu kenaikan permintaan ekonomi seperti konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah, ekspor dan impor.

Memacu operasasi, produktivitas, dan efektivitas industri besar dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) meliputi 19 sektor usaha untuk menghasilkan barang dan jasa dan menyerap tenaga kerja dan mengatasi kemiskinan, serta menaikkan pendapatan asli daerah (PAD) dengan stimuluas ekonomi.

Reformasi tata kelola pembangunan daerah dan tata kelola pemerintah, membanggun kemitraan strategis dengan negara-negara mitra untuk eksor-impor, investasi, dan lainnya.

“Menyusun tata kelola lingkungan alam berbasis green govermence dan green economy, serta belajar dari solusi pemerintah saat mengatasi krisis ekonomi 1998,” ujar Andreas.

506