Home Milenial HMPI Gelar Diskusi Mahasiswa Pascasarjana Lintas Negara

HMPI Gelar Diskusi Mahasiswa Pascasarjana Lintas Negara

Jakarta, Gatra.com - Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Indonesia (HMPI) merayakan Hari Kemerdekaan RI ke-75 dengan menggelar webinar virtual lewat platform Zoom pada Sabtu (22/8). Acara berbagi gagasan, kolaborasi dan konsolidasi tersebut dihadiri oleh mahasiswa pascasarjana Indonesia dari berbagai benua.

Juru Bicara Presiden, M. Fadjroel Rachman mengapresiasi webinar yang menghadirkan berbagai mahasiswa Indonesia dari lintas benua. Fadjroel mengatakan pembangunan sumber daya manusia merupakan salah satu pancakerja presiden selain pembangunan infrastruktur, penyederhanaan regulasi, penyederhanaan birokrasi, dan transformasi ekonomi.

“Dalam strategi pembangunan manusia, saat ini kita berfokus pada layanan dasar dan perlindungan sosial, produktivitas, dan pembangunan karakter,” ujar Fadjroel yang juga pendiri Forum Mahasiswa Pascasarjana Indonesia itu.

Dhafi Iskandar berkisah tentang pengalamannya terkait karakter dan budaya riset di Paris. Ia mengatakan penting bagi mahasiswa beradaptasi bila menempuh perkuliahan di luar negeri. Akan selalu ada kesulitan atau kendala yang dihadapi, namun hal itu dapat diatasi dengan tekad yang keras. “Dalam banyak hal, kita perlu berprinsip bahwa susah itu iya, tapi mustahil itu tidak,” katanya.

Imam Wierawansyah Eltara yang kuliah di Portugal bercerita tentang keterampilan yang perlu dimiliki dalam industri masa depan, yakni memecahkan masalah yang kompleks (complex problem solving), keterampilan sosial (social skill), keterampilan dalam proses (process skill), keterampilan dalam sistem (system skill), dan kemampuan kognitif (cognitive abilities).

Hak perempuan secara individual, ekonomi, politik, dan reproduksi menjadi sorotan Unaesah Rahmah, mahasiswa yang belajar di Singapura. “Saat ini kita perlu adopsi gender mainstreaming dalam berbagai konteks,” kata peneliti di RSIS Singapura tersebut.

Gesta F. Nurbiansyah yang kuliah di Turki menceritakan kisah B.J. Habibie yang memiliki pengetahuan luas dan jaringan pertemanan yang baik sejak berkuliah di Aachen, Jerman. Menurut Gesta, semangat Habibie sangat dibutuhkan oleh anak muda sekarang ini dalam memajukan bangsa. Turki, tambahnya, dapat menjadi salah satu negara tujuan untuk belajar dan memetik inspirasi.

Hal berbeda disampaikan oleh Ismail Amin dari Iran yang bercerita tentang meningkatnya teknologi militer Iran. Sementara mahasiswa Indonesia yang kuliah di sana masih jarang yang mengambil jurusan umum seperti teknologi. Menurutnya mahasiswa Indonesia juga bisa belajar ilmu umum di kampus-kampus Iran yang selama ini jarang jadi bidikan.

Arifuddin Balla yang kuliah di Amerika Serikat berkisah tentang pengalamannya kuliah di AS dengan tetap membawa identitas sebagai orang Bugis dan membawa nama Indonesia di sana. Ia berpesan dialog yang terbuka sangat penting untuk pertemuan gagasan dan kerja sama antarbangsa. “Perpustakaan kita di Indonesia juga sebaiknya diisi dengan buku-buku yang milenial agar diminati oleh banyak mahasiswa,” ujar pengajar di salah satu kampus di Makassar itu.

Kemampuan literasi anak bangsa menjadi persoalan yang dikemukan oleh Muh. Abdul Aziz Nawawi. Aziz yang jadi bagian Backpacker International mengatakan kehidupan generasi muda seharusnya diisi dengan sesuatu yang berarti dan kegiatan yang bermanfaat. “Memiliki karakter berbelas kasih juga sangat penting di masa pandemi,” ujar Aziz.

Di akhir kesempatan, Ketua Umum DPP HMPI Andi Fajar Asti mengatakan HMPI terus berkontribusi untuk bangsa lewat kolaborasi mahasiswa pascasarjana dengan para pihak. Salah satunya lewat riset HMPI terkait kesiapan masyarakat pesisir untuk menyongsong ibu kota negara yang disambut positif oleh tim riset Jubir Presiden. Usai webinar, ia akan mendiskusikan dengan Jubir Presiden terkait kolaborasi riset antara tim riset kepresidenan dengan HMPI terkait pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur.

294