Home Ekonomi Si Gesit yang Melejit

Si Gesit yang Melejit

Pemerintah berkeinginan memacu produksi sepeda motor listrik. Ditargetkan 2 juta unit pada 2025. Gesits menjadi merk lokal yang siap diproduksi massal. Sejauh apa kesiapan riset dan inovasinya?

Jakarta, Gatrareview.com - Demam motor listrik melanda tanah air. Siapa yang tidak kenal Gesits, sepeda motor listrik pertama di Indonesia yang akan diproduksi massal. Teknologi yang terpasang di Gesits cukup canggih dibandingkan motor bensin. Konon seluruh kendali kendaraan meliputi kecepatan motor, pengaturan suhu, sistem kelistrikan hingga baterai diatur pada aplikasi khusus yang terpasang pada ponsel pintar.

Gesits memiliki bodi yang cukup ramping dengan panjang 1.947 mm, lebar 674 mm, dan tinggi 1.135 mm. Dengan bobot 94,5 kilogram, motor didesain apik dan futuristik. Berbekal motor listrik Permanent Magnet Sunchronus Motor, Gesits menghasilkan tenaga maksimal hingga 5 kW atau sekitar 6,7 hp.

Akselerasi dari motor ini hanya butuh waktu lima detik untuk mencapai jarak 50 km per jam dari posisi diam. Sedangkan kecepatan maksimum dari Gesits bisa mencapai 70 kilometer per jam. Rencananya Gesits akan diproduksi massal untuk penggunaan di dalam negeri.

Sejak awal motor karya anak bangsa ini dikembangkan oleh Garansindo dan ITS. Nama Gesits sendiri gabungan dari Garansindo dan ITS yakni Garansindo Electric Scooter ITS. Seiring perjalanan, Gesits turut disokong banyak BUMN misalnya PT Wijaya Karya Industri dan Konstruksi (WIKON), PT Pindad (Persero), PT Len Industri (Persero) dan lain-lain.

Popularitas motor listrik bukan hal baru. Laporan Global EV Outlook 2016 yang dikeluarkan The International Energy Agency (IEA) mengatakan beberapa negara seperti Cina, Belanda, Swedia, Thailand punya perhatian besar terhadap motor listrik. Cina konon sudah memulai pengembangan motor listrik sejak 1990-an, dan gencar sejak 2004.

"Kalau sudah produksi, saya pembeli pertama". Presiden Joko Widodo mengendarai sepeda motor listrik Gesits (dok Biro Pers/nhi)

Indonesia tak mau ketinggalan menyusul negara-negara lain yang sudah menjalankan mobil listrik. Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro mengungkapkan dalam persaingan kendaraan listrik global, Indonesia akan memulai usaha pengembangan kendaraan listrik dari sepeda motor listrik (Gesits) dan baterai listrik.

Menteri Bambang mengatakan Indonesia menargetkan produksi dua juta unit motor listrik pada 2025. “Indonesia mengkonsumsi sepeda motor lebih banyak daripada mobil. Ini berarti kita perlu fokuskan kendaraan listrik pada motor listrik. Target pada 2025 lebih dari dua juta unit dan pada 2050 tiga belas juta [motor listrik], jadi semuanya harus disiapkan,” kata Bambang saat jadi pembicara Electric Vehicles Indonesia Forum and Exhibition di Jakarta pada 27 November 2019.

Dirinya berharap sepeda motor Gesits dipesan masyarakat dan menjadi bukti pengembangan kendaraan listrik dalam negeri. “Indonesia tidak harus memulai dari kendaraan listrik berbentuk mobil pribadi, walaupun kita akan tetap menuju ke sana. Target kami untuk kendaraan mobil listrik pada 2025 hanya 2.200 kendaraan tapi pada 2050 diharapkan bisa lebih empat juta kendaraan. Tentu saja ini ambisius tapi ada kompetisi saat ini pada revolusi industri keempat, kita perlu ada lompatan katak,” ujar Bambang.

Direktur Inovasi Industri Kemenristek/BRIN, Santoso Yudo Warsono mengatakan pihaknya saat ini tengah merancang ulang strategi penggunaan massal motor listrik Gesits. Dijelaskan Santoso, pada strategi sebelumnya, motor Gesits sejatinya didorong penggunaannya di lingkup universitas atau perguruan tinggi."

“Itu arahan Pak Nasir, Menristekdikti terdahulu. Kali ini strateginya akan berbeda, dan itu sedang kami diskusikan di tubuh Kemenristek. Karena kalau pakai strategi yang lama, kan Diktinya sudah tidak di bawah Kemenristek lagi,” ujar Santoso kepada wartawan Gatra Review, Ucha Julistian Mone pada 27 Juni 2020.

Menyangkut strategi dirinya menyebut akan ada dorongan penggunaan motor listrik secara masif di institusi dan pemerintahan. Hal itu dilakukan untuk memasyarakatkan ekosistem motor listrik. “Yang pasti kami coba dorong di wilayah yang ekosistem kendaraan listriknya sudah mendukung,” ucapnya.

Untuk pengembangan motor Gesits, Kemenristek/BRIN menjalankan program riset dan pengembangan (R&D). Tugas ke depan adalah merancang motor listrik yang futuristik dan sesuai dengan keinginan pelanggan. “Jadi kendaraan bermotor ini kan tetap ada updating, ini yang sedang kita rancang. Bagaimana kita mengikuti kondisi pasar ke depan. Motor listrik apa yang diharapkan itu yang akan kami tambahkan,” katanya.

Selain ramah lingkungan, komponen dari motor listrik ini dikembangkan dari komponen lokal. Keberadaan sepeda motor listrik buatan anak bangsa ini diharapkan menjadi katalis pertumbuhan ekonomi dan industri dalam negeri. “Apalagi [kondisi] Covid-19 ini mengharuskan kita melakukan R&D untuk produk. Ini sedang kita bahas agar komponen kendaraan itu dilokalisasi di Indonesia,” tutupnya.


Andhika Dinata

(Artikel ini dimuat di Majalah Gatra review Edisi I/12, Juli 2020)

920