Home Kesehatan Muhadjir Effendy Sebut Merokok Berdampak Kekerdilan Anak

Muhadjir Effendy Sebut Merokok Berdampak Kekerdilan Anak

Magelang. Gatra.com - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI Muhadjir Effendy mengatakan, bahwa kebiasaan merokok di lingkungan keluarga bisa berdampak terhadap kekerdilan (stunting) anak.

Ia menyampaikan hal tersebut saat menjadi pembicara kunci dalam webinar yang diselenggarakan Universitas Muhammadiyah Magelang (Unima) dengan tema "Indonesia Merdeka - Refleksi Tanggung Jawab Pemerintah dalam Penanganan COVID-19 setra Pengendalian Tembakau dalam pencapaian tujuan SDGs", Selasa (25/8).

"Kebiasaan merokok di lingkungan keluarga baik itu suami maupun istri bisa berpengaruh terhadap stunting, karena stunting ini serangannya dimulai ketika anak berada dalam kandungan ibu. Hal itu sudah terbukti bahwa ibu perokok itu juga pengaruh terhadap bayi atau janin yang ada di dalam kandungan. Kemudian suami perokok itu juga menciptakan perokok pasif bagi istri yang akan berpengaruh terhadap janin, kalau janinnya sudah terpapar rokok maka jangan berharap ketika pertumbuhan berikutnya sempurna ketika anak sudah sampai pada usia produktif," katanya.

Menurut Muhadjir usia 18 tahun ke bawah atau sejak dari janin ancaman rokok menjadi faktor yang bisa menghambat upaya membangun manusia Indonesia, yaitu manusia produktif, berdaya saing tinggi, memiliki kemampuan intelektual maupun kemampuan kecakapan keterampilan yang baik serta akhlak mulia. Maka dari itu, sejak usia dini harus ditanamkan kebiasaan baik yang diperlukan pada usia antara 3 hingga 5 tahun.

Dikatakan, salah satu pembiasaan yang sangat berbahaya adalah ketika anak-anak mulai melihat orang tuanya atau tetangganya merokok, karena bisa jadi mereka juga mulai mencoba-coba merokok dan bisa menjadi kebiasaan.

"Sejak dini anak-anak harus mulai dikenalkan tentang bahaya merokok. Pada tingkat SD, anak-anak sudah mulai mencoba untuk merokok ketika keluarganya atau siapa saja yang punya pengaruh signifkan terhadap anak itu, kalau dia berperilaku merokok maka mereka juga sudah mulai merokok. Saya ada pengalaman masa kecil, saya punya saudara dinas sebagai pelaut waktu itu kalau pulang sering membawa rokok, saya sering diajari merokok, jadi saya mulai tertarik merokok pada usia SD. Ini pengalaman saya, contoh yang tidak baik," katanya.

Akan tetapi Muhadjir mengaku saat ini tidak merokok karena kebetulan ketika masuk SMP ikut beladiri dan gurunya tidak mengizinkan muridnya merokok. Hal tersebut kemudian membuatnya menjadi orang bukan perokok. Dikatakan, bahwa dari sini dapat disimpulkan bahwa contoh baik itu harus dilakukan sejak usia dini.

80