Home Ekonomi Korporasi Petani Jagung 7.000 Hektar Menggeliat di Lombok

Korporasi Petani Jagung 7.000 Hektar Menggeliat di Lombok

Jakarta, Gatra.com-Langkah nyata Kementerian Pertanian (Kementan) telah terlihat. Melalui model korporasi, menjamin ketesediaan pangan bagi 267 jiwa penduduk Indonesia secara berkelanjutan. Selain itu, berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional pangan.

Pencapaian ini sesuai arahan Presiden Jokowi. Kementan mengimplementasikan model korporasi pertanian melalui Program Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Korporasi (Propaktani). Upaya tersebut semakin menggeliat dan dikembangan di berbagai daerah, salah satunya korporasi petani jagung di Lombok Timur seluas 7.000 hektar.

“Korporasi petani jagung Propaktani di Kecamatan Pringgabaya, Lombok Timur seluas 7.000 hektar ini bekerja sama dengan mitra usaha tani. [Merle] mendapat fasilitas kredit usaha rakyat (KUR) dari BNI Rp 105 miliar. Pola korporasi ini merupakan terobosan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan sesuai arahan Presiden Jokowi. Besarnya KUR yang diperoleh korporasi ini menunjukkan program korporasi berhasil mengembangkan pertanian skala luas di tingkat masyarakat,” ujar DirekturJenderal Tanaman Pangan Suwandi di Jakarta, Rabu (26/8/2020).

Suwandi menuturkan, korporasi petani jagung petani seluas 7.000 hektar ini melibatkan 83 kelompok tani yang bersatu dalam skala luas. Proses bertaninya dipandu dan dipantau dengan aplikasi online dan akses modal KUR secara kolektif.

“beberapa hari yang lalu dalam kunjungan di Lombok, Bapak Mentan SYL berkenan menyerahkan simbolis KUR Rp105 miliar ke Korporasi petani jagung tersebut dan offtaker-nya yang nanti menyerap hasil panennya,” katanya.

Lebih lanjut Suwandi menjelaskan Kementan telah menjalankan Propaktani yang merupakan pengembangan pertanian berbasis kawasan sejak 2019. Pada tahun 2020, mulai diperluas di 130 kabupaten. Kawasan korporasi pertanian ini tidak berarti dalam satu hamparan, namun dibangun klaster dan selanjutnya beberapa klaster digabungkan menjadi satu kawasan besar yang luasnya mencapai 5.000 sampai 10.000 hektar.

Selain di Lombok, model korporasi pertanian telah berjalan di beberapa daerah yakni Lampung, Tuban, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Utara. Komoditas tanaman pangan yang dikembangkan yakni padi, jagung, kedelai, ubikaya, kacang hijau, kacang tanah dan berbagai komoditas pangan lainnya.

“Ini merupakan lanjutan dari pilot projek model korporasi benih padi dan jagung. Model korporasi sudah berkembang di petani dalam bentuk BUMP, BUMdes, Koperasi, CV, PT yang mengkonsolidasikan kelompok tani atau gabungan kelompok tani naik kelas dan dikelola dalam skala luas,” jelasnya.

Suwandi menyebutkan dalam proses pengembangannya, Korporasi petani diperkuat melalui pola kemitraan dengan berbagai pihak yakni Bank untuk memperoleh fasilitas KUR, asuransi, unit pengelola jasa alat mesin pertanian atau mekanisasi, penyedia benih, pupuk, pestisida, Kostraling (Komando Strategi Penggilingan), industri olahan, pedagang, eksportir dan lainnya dalam ikatan bisnis yang saling menguntungkan. Oleh karena itu, Propaktani merupakan kegiatan terintegrasi on farm dan hilir sampai industri turunan hingga pemasaran, baik integrasi aspek infrastruktur, alat mesin pertanian (alsintan), budidaya mulai tanam hingga panen dan hilir pasca panen maupun pemasaran.

“ProPaktani atau model korporasi ini bertujuan untuk efisiensi input, meningkatkan produktivitas dan hasilnya produk berdaya saing. Tujuan jangka pendeknya untuk memasok dalam negeri dan ekspor, jangka panjangnya untuk meningkatkan kesejahteraan petani,” ujarnya.

Suwandi menambahkan pengembangan pertanian dengan korporasi ini memberikan manfaat yang besar bagi petani. Utamanya menjadikan petani bersatu dalam skala luas. Kemudian, agar produksi seragam dan berkualitas, produktivitas lebih bagus, petani terlindungi asuransi dan tercipta efisiensi input. Selanjutnya petani memperoleh penghasilan yang lebih jelas karena ada kepastian pasokan input saprodi, modal, pasar dan harga juga terjamin, serta manajemen budidaya terkontrol secara online aplikasi.

“Oleh karena itu, mari bergerak ke lapangan menyiapkan dan mengawal transformasi kelembagaan petani menjadi korporasi dan dikelola manajer yang amanah. Diterapkan model integrated farming, zero waste, didukung mekanisasi dan simpulnya berada di Kostratani (Komando Strategi Pembangunan Pertanian). Setiap kabupaten agar tumbuh minimal 5 korporasi petani,” tuturnya. (Adv)