Home Hukum Kasus Covid-19 Fluktuatif, Jateng Lakukan Penegakkan Hukum

Kasus Covid-19 Fluktuatif, Jateng Lakukan Penegakkan Hukum

Temanggung, Gatra.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, sampai saat ini kasus Covid-19 di wilayahnya masih fluktuatif. Untuk itu pihaknya akan kembali melakukan pengetatan dalam hal ini benar-benar menerapkan protokol kesehatan secara ketat di masyarakat, termasuk hukuman jika didapati ada pelanggaran.

"Masing fluktuatif, Semarang raya, Solo raya masih menjadi perhatian, kemarin Kudus juga naik kita lakukan pengetatan. Mulai Senin kemarin sampai dengan September saya minta dilakukan operasi penegakkan hukum secara serentak. Sanksinya sudah ada mulai dari denda disita KTP-nya, ijin usaha dicabut sementara dan lain sebagainya. Setiap daerah ada aturannya seperti Banyumas itu punya Perda ada yang Perbub, Perwali," katanya dalam kunjungannya di Temanggung, Selasa (25/8) petang.

Dikatakan untuk melakukan penegakkan aturan maka pemerintah akan meminta bantuan TNI, Polri, dan kelompok masyarakat. Penegakkan serentak itu dilakukan berbarengan dengan edukasi yang memang harus terus dilakukan secara kontinyu kepada warga. Caranya yakni penegakkan aturan diikuti pembagian masker kepada masyarakat.

"Pak Mendagri juga sudah menyampaikan ayo bagikan masker agar setiap orang bisa memiliki paling tidak empat. Sehingga paling tidak mereka bisa setiap empat jam ganti cuci, untuk bisa menyehatkan. Nah tugas kami menyediakan fasilitas-fasilitas dari sisi kesehatan, rumah sakitnya agar tidak kesulitan lagi, kita lagi berusaha keras optimalisasi lab, dokter, insentif, termasuk menyediakan barang habis pakai,"katanya.

Terpenting kata Ganjar, masyarakat harus bisa menjadi tentara untuk dirinya sendiri. Bagaimana pakai masker, cuci tangan, jaga jarak. Harus selalu ingat jauhi kerumunan, maka diminta kepada semua pemerintah daerah melalui perangkatnya untuk bisa selalu mengontrol masyarakatnya sampai di tingkat desa.

"Kerumunannya jangan dulu deh, kecuali sekolah-sekolah, pondok-pondok yang mau melakukan aktivitas belajar tatap muka ijin dulu agar bisa kita lakukan kontrol. Untuk supermarket bisa melakukan kontrol misal jumlah pengunjung dibatasi menggunakan alat semacam kontrol, dihitung satu, dua, tiga, kalau sudah seratus ditutup tidak boleh masuk, kalau yang Tentrem kemarin pemiliknya belum siap," katanya.

50