Home Teknologi Hyperconnected, Ancaman Siber, Kebocoran Data Digital

Hyperconnected, Ancaman Siber, Kebocoran Data Digital

Jakarta, Gatra.com – Ruang hyperconnected saat ini memudahkan semua orang beraktivitas dan menjalankan peluang usaha yang semula berlangsung konvensional kini beralih ke digital. Agar relevan dan kompetitif, bisnis harus online dan bertransformasi jadi bagian ekonomi digital.

Direktur Penanggulangan dan Pemulihan Ekonomi Digital, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Hasto Prastowo mengatakan teknologi dan ekonomi saat ini menjadi dua unsur yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya berperan dalam mengubah cara bisnis untuk mengakses pasar baru dengan bantuan teknologi informasi.

“Informasi adalah agen integrasi dan pemungkin inovasi dalam bisnis. Inilah saatnya negara Indonesia untuk merangkul teknologi dan inovasi serta keamanan siber, karena ini adalah bisnis yang tidak biasa,” ujar Hasto dalam penjelasannya di acara webinar PANDI Meeting 11 bertajuk Cyber Security for Indonesia Digital Economy, pada Rabu (26/8).

Transformasi sosial menurutnya terjadi karena dunia yang terhubung dengan ekosistem digital mengubah tatanan masyarakat dalam politik, ekonomi, teknologi, dan budaya. “Evolusi digital berdampak pada dunia dalam berbagai aspek. Mulai dari ekonomi digital, gerakan sosial, pemilihan umum, dan kecerdasan mengatasi masalah secara cepat,” ujarnya.

Hasto menerangkan Indonesia akan menjelma jadi ekonomi digital raksasa di Asia Tenggara. Dalam lima tahun mendatang, menurutnya nilai transaksi ekonomi digital akan naik dua kali lipat dan menghasilkan lebih banyak pekerjaan serta pilihan bagi konsumen yang akrab teknologi.

“Digitalisasi ekonomi meningkatkan daya saing Indonesia dan mempersempit kesenjangan antar daerah, gender, dan sektor ekonomi. Pemerintahan Indonesia 2019-2024 akan segera dimulai, sehingga penting sekali agar kebijakan ekonomi digital disusun berdasar data yang akurat dan dapat diandalkan,” ujarnya.

Seiring meningkatnya peranan ekonomi digital, maka kebutuhan terhadap keamanan siber juga bergerak linear. Ancaman siber, terang Hasto, telah menjadi sesuatu yang tidak bisa dihindari dalam kemajuan digital. “Agar negara dapat memanfaatkan ekonomi digital secara baik, maka diperlukan strategi level nasional untuk menyediakan fondasi dan infrastruktur yang diperlukan untuk mengamankan dunia siber”.

Kasus serangan siber saat ini telah menjadi daya ancam terhadap ekonomi digital. Fakta menunjukkan data penguna marketplace di Indonesia rentan mengalami kebocoran. Tokopedia misalnya mengalami data breach sebanyak 91 juta pengguna pada Mei 2020 yang dipublish oleh darkweb shinyhunters. Data tersebut dijual di pasaran seharga US$ 5000,- (Rp74,5 juta). Jenis data yang bocor meliputi: email, nama,dan kata sandi.

Selanjutnya Bukalapak pada 2019 mengalami insiden data breach sebanyak 13 juta data pengguna oleh Gnosticplayers. Data dijual dengan harga US$ 5000,- (Rp74,5 juta). Jenis data yang bocor yakni: email, nama pengguna, kata sandi dan no. telpon. Tahun 2020, kasus data breach dialami oleh Tokopedia dan Bhinneka yang mengalami data breach sebanyak 1,2 juta data pengguna pada bulan Mei 2020 oleh Shinyhunters, dengan data dijual dengan harga US$ 1.200,- (Rp17,9 juta). “Data-data tersebut diduga dicuri oleh sekelompok peretas untuk diperdagangkan,” ujar Hasto.

Negara, sambung, Hasto perlu menyeimbangkan kebutuhan ekonomi digital dan untuk memastikan keandalan dan keamanan dunia siber. Perlindungan terhadap ancaman siber telah menjadi prioritas utama bagi negara-negara di seluruh dunia. Misalnya Pemerintah Inggris menegaskan ancaman siber sebagai risiko tingkat satu dalam Strategi Keamanan Nasional (NSS) pada 2015.

Selanjutnya Departemen Pertahanan AS telah mengembangkan strategi siber pertamanya pada tahun 2011, dan merilis Strategi Siber Departemen Pertahanan yang diperbarui pada 2015. Termasuk Australia telah merilis revisi Strategi Keamanan Siber Nasional tahun 2020.

“Untuk keamanan siber nasional, sangat penting untuk fokus pada perlindungan infrastruktur kritis, memerangi kejahatan siber secara efektif, dan kemampuan pertahanan nasional. Semuanya mulai dari model bisnis hingga peran CIO cybersecurity bukan lagi tentang mencegah serangan, itu adalah landasan ekonomi digital,” ujarnya.

1110