Home Gaya Hidup Medsos untuk Implementasikan Demokrasi

Medsos untuk Implementasikan Demokrasi

Jakarta, Gatra.com - Media sosial (Medsos) merupakan sarana yang bisa digunakan untuk mengimplementasikan demokrasi di ruang digital yang tidak terkurung batas waktu dan ruang.

Namun demikian, kata Ismail Fahmi, Direktur Media Kernels Indonesia (Drone Emprit), dalam diskusi bertajuk "Analisa Big Data dan Demokrasi Digital" pada Kamis (27/8), media sosial kadang digunakan untuk memanipulasi opini publik.

"Untuk memanipulasi opini publik menggunakan platform-platform jejaring sosial utama, seperti Twitter, Facebook, Instagram, dan Youtube," katanya.

Dengan demikian, lanjut dia, tranding topic maupun tagar atau hastag terkadang hanya setingan pihak tertentu untuk memanipulasi opini publik. Tentunya, sudah mengemuka bahwa otomasi algoritma dan bentuk-bentuk lain otomasi digunakan oleh aktor-aktor politik untuk memanipulasi opini publik.

"Di media sosial karena semua punya kepentingan. Punya dana atau punya ideologi, mereka bisa membangun cyber troops-nya masing-masing," ujarnya.

Kemudian, lanjut Ismail, kalau kepentingan pihak-pihak terkait itu berbeda, akhirnya mereka saling dorong mendorong. "Bangsa ini enggak ke mana-mana, saling tubrukan karena semua itu enggak mau mendengarkan," ujarnya.

Media sosial dalam pengguaannya memang bisa tanpa batas, sehingga yang bisa dilakukan, yaitu membatasi. Pasalnya, jika tidak dibatasi akan banyak menimbulkan noise maka kita sebagai pengguna media sosial harus memaki enginering untuk membatasi.

"Kita bisa melakukan enginering, kita bisa memperbaiki, kita bisa membuat percakapan, diskusi itu menjadi berkualitas, kita bisa mengangkat gagasan yang bagus. Nah, ini bisa kita lakukan jika pola kita adalah diplomasi. Diplomasi itu tidak mau menang saja kan, tapi diplomasi itu ada take and gift," kata Ismail.

Pria yang juga dosen di Universitas Islam Indonesia (UII) ini kemudian menjelaskan soal big data. Menurutnya, big data adalah data dengan jumlah yang sangat besar yang dikumpulkan, disimpan, dan diolah lalu dianalisis agar menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan.

Melalui big data, perilaku juga dapat diukur melalui pendekatan ilmiah seperti halnya sains. Jika dikaitkan dengan demokrasi digital atau demokrasi ruang maya, ini merupakan cara atau strategi untuk mengimplementasikan konsep demokrasi yang tidak terkurung dalam batas waktu.

"Di media sosial karena semua punya kepentingan punya dana atau punya ideologi mereka bisa membangun cyber troops-nya masing-masing dan kalau kepentingan berbeda akhirnya kan saling dorong mendorong, bangsa ini enggak ke mana-mana saling tubrukan karena semua itu enggak mau mendengarkan," ujar Ismail.

Reporter: CNC

401