Home Kesehatan Dinkes: 30 Persen Anak di Maluku Menderita Gizi Buruk

Dinkes: 30 Persen Anak di Maluku Menderita Gizi Buruk

Ambon,Gatra.com – Di tengah Pandemi Covid 19 yang terus meningkat, pemerintah Provinsi Maluku berupaya menekan angka prevalensi stunting atau kekerdilan pada anak akibat gizi buruk kronis. Upaya tersebut melibatkan pemerintah desa di setiap kota atau Kabupaten. 

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, Meykal Pontoh kepada wartawan di kantor Gubernur Maluku, mengatakan,  angka prevalensi stunting  pada tahun ini mencapai 30 persen.

"Kami akan terus berupaya untuk menekan peningkatannya," kata Meykal, Kamis (27/8)

Ditanya jumlah anak yang mengalami stunting, Meykal mengaku,  belum dapat menyebutkan angka persisnya karena seluruh posyandu sebagai basic data stunting untuk sementara tidak beraktivitas akibat Covid-19. 

Ini pula yang menyebabkan, Dinas Kesehatan masih melakukan pendataan secara menyeluruh dengan berpatokan pada data Stunting di tahun 2019 lalu. 

"Masih dalam tahap entri, belum total coverage, karena kita selama ini dapat data dari posyandu, tapi karena Covid, posyandu tidak aktif sehingga data belum terhimpun secara menyeluruh," katanya.

Menurutnya, selain penanganan anak atau balita yang mengalami stunting dengan pemberian tambahan gizi, tanggung jawab dan peran serta orang tua untuk menjaga anak anak apalagi di masa Pandemi Covid saat ini, diharapkan tetap mentaati protokol kesehatan. 

"Data Covid untuk anak yang terkena Covid sebanyak 60 anak namun perlu diketahui bahwa 82 persen anak yang terkena Covid tidak memiliki gejala, namun ketika berdekatan dengan orang yang resiko tinggi, maka rentan tertular," jelasnya 

Sekretaris Daerah Maluku, Kasrul Selang mengatakan, Pemda terus berupaya menekan angka prevalensi stunting. Selain Dinas Kesehatan, upaya lain dilakukan dengan melibatkan pemerintah desa dengan memanfaatkan dana desa.

Kasrul meminta kerja sama pemerintah daerah, maupun Kabupaten dan Desa serta orang tua ikut membantu mengurangi angka stunting di wilayah masing-masing.

“Ini penting karena salah satu penyebab prevalensi stunting akibat pola asuh anak yang dipercayakan kepada pengasuh atau kepada mereka yang kurang paham tumbuh kembang anak,” katanya.

681

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR