Home Kesehatan Mutasi Corona D614G Jago Ngeles dari Sistem Imun Manusia

Mutasi Corona D614G Jago Ngeles dari Sistem Imun Manusia

Sleman, Gatra.com - Tim peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) menyatakan mutasi virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19, D614G, mampu bertahan hidup dan pintar menghindar dari sistem imunitas manusia. Meski paling fit untuk menjangkiti manusia, D614G disebut tak terkait dengan tingkat keparahan penderita Covid-19.

Ketua Kelompok Kerja Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM, Gunadi, menjelaskan mutasi virus SARS-CoV-2 terjadi sejak Februari lalu dan ditemukan di Eropa. Saat itu, proporsi D614G baru 10 persen.

“Secara umum, makhluk hidup beradaptasi untuk bertahan hidup. Ini sesuai teori Charles Darwin. Virus Corona juga bermutasi dan menyebar begitu cepat karena adanya pergerakan manusia yang tidak dibatasi,” jelas Gunadi, saat jumpa pers di kampus UGM, Rabu (2/9).

Dari mutasi ini, penyebaran virus meningkat hingga 67 persen pada Maret dan pada akhir Agustus lalu mencapai  77 persen.

Menurut Gunadi, peningkatan penderita Covid-19 paling tajam memang terjadi di Eropa, kemudian merambat ke kawasan Oceania, lalu ke Asia. Padahal, virus muncul pertama di Wuhan, Cina, akhir 2019.

“Mutasi virus kami nilai paling mudah beradaptasi pada manusia. Virus ini yang paling sesuai dengan kondisi inang dan tidak mudah dihancurkan oleh sistem imun. Mutasi ini cara ngeles, escape (lolos), virus dari sistem imun,” ujar Gunadi.

Meski 10 kali lebih tinggi daya tularnya, mutasi virus ini belum bisa dihubungkan dengan tingkat keparahan pada penderita Covid-19. Menurut Gunadi, hal itu mengacu penelitian di Inggris yang melibatkan 9.999 orang.

Pokja Genetik FK-KMK UGM sebelumnya telah menemukan tiga sampel mengandung mutasi D614G. Laboratorium UGM telah memeriksa 11.250 sampel spesimen virus dari pasien Covid-19 di DIY dan 4.311 sampel dari Jateng.

Tim UGM meneliti empat sampel dan menemukan tiga sampel mengandung mutasi D614G, yakni dua sampel DIY dan satu sampel Jateng. Di Indonesia, 24 sampel telah diperiksa dan sembilan di antaranya mengandung D614G, termasuk tiga sampel temuan UGM.

Di dunia, hingga 1 September 2020, sebanyak 92.090 sampel telah diperiksa hingga diketahui keseluruhan genomnya. Dari jumlah ini, 77,5 persen mengandung D614G.

“Apakah temuan mutasi ini bisa menggambarkan persebaran paparan? Kami hanya bisa menjawab bisa jadi ya dan bisa jadi tidak. Tapi ini tidak bisa disimpulkan,” ucapnya.

183