Home Teknologi BAZNAS Gunakan Kecerdasan Buatan Mendeteksi Covid-19

BAZNAS Gunakan Kecerdasan Buatan Mendeteksi Covid-19

Jakarta, Gatra.com - Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) tim independent beranggotakan 4 orang yang dipimpin oleh Prof. Emir Husni, seorang profesor dari Institut Teknologi Bandung (ITB), mengembangkan sistem kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) sebagai upaya mencegah penularan Covid-19, misalnya dalam antrian pelayanan yang dilakukan di kantor BAZNAS.

Sistem ini membantu menjaga jalannya protokol kesehatan juga sebagai bentuk penyediaan layanan terbaik dari BAZNAS kepada muzaki dan mustahik. Sistem ini dikembangkan sejak Agustus 2020 bekerja.

Direktur Utama BAZNAS, Arifin Purwakananta berharap, sistem ini juga bisa dikembangkan di tempat lain seperti masjid, musala, tempat pengajian, forum-forum, perkantoran, juga tempat umum lainnya.

“Hal ini menjadi sebuah langkah BAZNAS dalam melindungi masyarakat yang dilayani seperti para muzaki yang ingin melaksanakan ibadahnya, dan mustahik atau penerima zakat yang dapat mengakses bantuan dari BAZNAS dengan kondisi yang lebih nyaman dan baik. Termasuk juga untuk para amil yang bekerja,” katanya.

Ia menjelaskan, sistem ini mengidentifikasi jarak antar orang yang berada pada suatu ruangan atau lingkungan, mengolah data video atau gambar bergerak yang kemudian menghasilkan analisa jarak. Mekanisme jalannya sistem ini ialah, bermula dari kamera CCTV (Closed Circuit Television) yang merekam setiap aktivitas, lalu diolah melalui sistem video analytics yang kemudian berubah menjadi data.

Data yang keluar diantaranya berupa jumlah orang, dan jarak antar mereka yang berada pada di sebuah ruangan. Dari tangkapan gambar bergerak ini, setelah melalui rangkaian sistem yang dikembangkan, kemudian keluar sebuah peringatan, atau alarm jika ada sebuah pelanggaran.

Misalnya terdapat orang yang melanggar ketentuan physical distancing, alarm lalu berbunyi dan mengimbau agar pengunjung bisa menjaga jarak aman sesuai dengan ketetapan protokol yang berlaku.

“Ini merupakan tahap awal pengembangan, kedepannya, sistem kecerdasan buatan ini juga akan dikembangkan dengan penambahan sensor suhu tubuh. Sehingga kondisi orang yang berada di dalam ruangan tersebut bisa terus terpantau, dan jika ada tanda suhu tubuh tidak normal bisa segera dilakukan tindakan protokol,” kata Arifin.

Hal itu karena, meski pengecekan suhu tubuh telah dilakukan misalnya di setiap pintu masuk dan hasilnya normal, bisa aja ketika menjalankan aktivitas di dalam ruangan, suhu tubuh berubah ke batas tidak wajar yang merupakan sebuah potensi, dan ini perlu untuk diperhatikan.


 

185