Home Kesehatan Covid Tinggi, Tiga SMA di Kota Tegal Simulasi KBM Tatap Muka

Covid Tinggi, Tiga SMA di Kota Tegal Simulasi KBM Tatap Muka

Tegal, Gatra.com - Tiga sekolah jenjang SMA di Kota Tegal menggelar simulasi kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka di tengah kasus Covid-19 yang masih tinggi di Jawa Tengah, Senin (7/9). Sekolah akan ditutup kembali jika ada siswa atau guru yang positif.

Simulasi digelar di SMAN 2, SMKN 2 dan SMA Pius. Protokol kesehatan diterapkan secara ketat selama simulasi yang akan menjadi acuan untuk pembelajaran tatap muka di masa pandemi Covid-19 itu.

Di SMAN 2, penerapan protokol kesehatan dilakukan sejak siswa tiba di sekolah. Mereka diarahkan masuk melalui dua pintu gerbang berbeda untuk mencegah siswa bergerombol saat masuk ke dalam sekolah.

Sebelum masuk ke dalam kelas, siswa dari kelas 10, 11, dan 12 itu juga dicek suhu tubuhnya dan harus mencuci tangan menggunakan sabun di tempat cuci tangan yang sudah disediakan. Kemudian saat berada di kelas masing-masing, mereka duduk di kursi yang sudah diatur jaraknya dan tidak boleh meningalkan tempat duduk saat berinteraksi satu sama lain.

Untuk mengantisipasi adanya siswa yang suhu tubuhnya tinggi, sekolah juga menyediakan satu ruang isolasi lengkap dengan tempat tidur. Selain itu di tiap kelas juga disediakan hand sanitizer.

Salah satu siswa kelas 12, Akhmad Ikhsan Hakim (17) mengaku tidak takut mengikuti simulasi KBM tatap muka karena sarana penerapan protokol kesehatan sudah dipersiapkan oleh sekolah untuk menekan risiko penularan Covid-19.

"Protokol kesehatan diterapkan, dari guru sampai siswa semua menerapkan, jadi tidak was-was. Teman-teman juga lebih senang kalau pembelajaran tatap muka, " ujarnya.

Kepala SMAN 2 Sri Ningsih mengatakan, jumlah siswa yang mengikuti simulasi hanya 100 orang dari kelas 10, 11 dan 12. Tiap kelas jumlah siswa dibatasi 16 orang. "Selama dua minggu siswa yang berangkat tidak gonta-ganti," kata Sri.

Menurut Sri, siswa yang mengikuti simulasi tersebut akan terus dipantau kondisi kesehatannya untuk mengantisipasi jika ada yang terpapar Covid-19. "Mereka terus kami pantau, termasuk kalau mereka atau keluarganya pergi keluar kota harus jujur melapor. Skenario terburuknya, kalau ada penularan langsung kami setop," tandasnya.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Padmaningrum menyebut pelaksanaan simulasi di tiga sekolah di Kota Tegal berjalan baik.

"Baik guru maupun kepala sekolah tetap mengontrol semuanya. Sementara, anak-anak yang berada satu kelas pun melaksanakan pembelajaran dengan baik serta tetap mengikuti protokol kesehatan," ujarnya usai meninjau pelaksaan simulasi.

Menurut Padmaningrum, evaluasi akan dilakukan setiap hari selama dua pekan simulasi berlangsung. Jika tidak muncul kasus Covid-19, maka sekolah bisa terus menggelar pembelajaran tatap muka namun jumlah siswa yang masuk tetap dibatasi. Selain itu, tidak menutup kemungkinan, jumlah sekolah yang menggelar simulasi akan ditambah secara bertahap.

"Untuk di Jateng, dengan kondisi Covid yang tinggi kita harus berhati-hati semuanya dan ini hanya tahapan-tahapan simulasi dulu dan harus ditaati sekolah. Jangan sampai kita membuka tatap muka hanya 30 persen jumlah siswa, bahkan tidak ada 30 persen itu menjadi klaster baru Covid," ucapnya.

Selain tiga sekolah di Kota Tegal, menurut Padmi, simulasi tersebut juga digelar secara serentak di tujuh sekolah Kabupaten Wonosobo dan Temanggung.

394