Home Ekonomi Ekonom UGM: Pandemi Tak Teratasi, Resesi Bisa Jadi Depresi

Ekonom UGM: Pandemi Tak Teratasi, Resesi Bisa Jadi Depresi

Yogyakarta, Gatra.com - Indonesia kemungkinan besar mengalami resesi ekonomi jika pertemuhan ekonomi di kuartal ketiga kembali negatif. Namun jika pandemi tak kunjung diatasi dan resesi ekonomi bisa berubah menjadi depresi.

Hal itu dikemukakan pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada Eddy Junarsin kepada Gatra.com, akhir pekan lalu. “Jika akar masalah pandemi di bidang kesehatan tak segera diatasi resesi lama-lama bisa jadi depresi. Apalagi jika ini terjadi sampai enam kuartal,” kata Eddy.

Indikator resesi di Indonesia adalah pertumbuhan ekonomi negatif di dua kuartal secara beruntun. Namun kita tidak punya indeks terintegrasi pada satu waktu seperti 85 indikator di Amerika Serikat. Dengan begitu, penentuan resesi jadi lebih mudah.

“Indeks kita sporadis. Mungkin saja kita sekarang sudah resesi kalau indeksnya terintegrasi,” kata dia.

Menurut dia, krisis ekonomi kali ini unik. Krisis ekonomi 1998 dan 2008 bermula dari sektor perbankan dan properti. Krisis ini penyabab utama dan akar masalahnya krisis kesehatan. “Ini lebih kompleks. Kebijkan fiskal dan moneter tidak mengobati masalah akar,” kata dia.

Alhasil, kebijakan fiskal dan moneter pemerintah bukanlah kebijakan istimewa. Program pemulihan ekonomi nasional, berbagai bantuan, termasuk pembelian surat berharga oleh pemerintah sendiri, sekadar upaya menopang penurunan konsumsi.

“Selama akar masalah tidak dikendalikan, kebijakan fiskal dan moneter itu menopang supaya tidak pingsan dan bisa berdiri saja. Tapi ini tidak mengobati,” ujarnya.

Berbagai program ekonomi tersebut untuk jangka pendek, maksimal untuk 12 bulan ke depan. Padahal pandemi belum diketahui kapan mereda. “Jadi kebijakan ekonomi selama ini standar, siapapun Menkeu-nya akan melakuka hal yang sama dan harus dilakukan,” kata dia.

Eddy menilai semestinya sejak awal pemerintah menangani pandemi. Misalnya, penutupan pabrik selama satu bulan di masa awal pandemi. Pemerintah mewajibkan pengusaha tetap membayar gaji pekerja meski buruh libur. Biaya itu bisa dianggap kerugian tapi setelah itu pabrik relatif lebih bersih dari Covid-19.

Keberhasilan sejumlah negara mengatasi pandemi akan terlihat di kondisi ekonomi di kuartal 3-4. “Penanganan pandemi akan mempengaruhi keberhasilan ekonomi. Ini bukan pilihan. (Kondisi) Ekonomi adalah konsekuensi logis dari penyelesaian pandemi,” tuturnya.

789