Home Politik Diduga Membelot, Ketua DPC Gerindra Tanah Datar Dicopot

Diduga Membelot, Ketua DPC Gerindra Tanah Datar Dicopot

Padang, Gatra.com- Ketua DPD Partai Gerindra Sumatra Barat (Sumbar), Andre Rosiade mencopot Ketua DPC Gerindra Tanah Datar, Edi Arman. Pencopotan itu karena tidak sejalan, dan diduga mengalihkan dukungan dari pasangan yang diusung Gerindra.

Andre menyebutkan, pihaknya telah mengusungkan pasangan Eka Putra-Richi Aprian, dan telah didaftarkan sebagai calon bupati dan wakil bupati ke KPU Tanah Datar. Sayangnya, Edi Arman justru dinilai tidak mendukung bakal pasangan calon yang ditetapkan DPP Partai Gerindra tersebut.

"Kami telah mendapat bukti Ketua DPC Gerindra Tanah Datar membelot. Tidak loyal keputusan partai, yakni mendukung pasangan yang justru tidak ditetapkan DPP Gerindra. Saat ini DPC dipegang Plt, pak Jonnedi," kata Andre diterima Gatra.com, Rabu (9/9).

Dikatakan Andre, pencopotan itu sesuai arahan Sekjen DPP Gerindra, Ahmad Muzani sebagai cara partai menegakkan aturan, disipilin, serta loyalitas. Tentu hal ini juga menjadi catatan bagi semua kader Partai Gerindra, agar lebih loyal terhadap aturan dan keputusan yang ditetapkan partai.

Diketahui, helatan Pilkada 2020 Tanah Datar di antara politisi Partai Gerindra sempat memanas. Hal ini setelah beredarnya isu penolakan calon bukan dari seluruh Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerindra, namun Ketua DPC Gerindra Tanah Datar Edi Arman justru mendukung calon yang bukan diusung oleh partai.

Sementara Ketua DPC Gerindra Tanah Datar, Edi Arman membantah dirinya dipecat, namun mengundurkan diri dari jabatan sebagai Ketua DPC Gerindra tersebut. Bahkan sikap yang diambil tidak ada paksaan dari pihak manapun, dan semua administrasi serta keuangan juga sudah dipertanggungjawabkan.

Selain itu, Edi juga membantah dirinya dipecat karena mendukung partai lain. Namun ia memilih mundur dari Gerindra karena pernah menyatakan sikap akan maju, tapi tidak didukung. Merasa kecewa, akhirnya memilih untuk mundur tetapi tetap mengantarkan calon usungan Gerindra hingga ke KPU setempat.

"Saya tidak dipecat, tapi mengundurkan diri. Apalagi dipecat karena mendukung partai lain, itu fitnah. Surat pengunduran diri saya buat di atas kertas HVS bermaterai 6.000, langsung saya antar ke Padang," jelasnya.

594