Home Gaya Hidup Belajar Demokrasi Model Teknologi

Belajar Demokrasi Model Teknologi

Sebanyak 48 sekolah setingkat SMA, SMK dan MA di Karanganyar menggelar pemilihan ketua organisasi siswa intra sekolah (OSIS). Komisi Pemilihan Umum (KPU) setempat memberikan fasilitasi, terselenggaranya pesta demokrasi di sekolah tersebut.

Dalam penyelenggaraan pemilu ketua OSIS, KPU menakar kesiapan para calon pemilih, panitia serta penyelenggaranya. Metode daring dipakai seperti kampanye di media sosial seperti youtube, instagram dan whatsapp.

Untuk menstimulasi partisipasi para calon, KPU menyiapkan hadiah bagi mereka yang mengirim konten kampanye paling menarik. Dikatakannya, tercatat 500 lebih konten di tagar Milkoi atau milih ketua OSIS, menandakan antusias peserta cukup tinggi.

Jumlah ini belum termasuk yang diunggah di Youtube maupun akun sosial media lainnya. Hanya saja, sebagian pengirim mengeluhkan minimnya respons pengakses konten tersebut. “Lebih dari 60 % pemilih Pemilu Ketua OSIS serentak yang difasilitasi KPU Karanganyar, menggunakan hak pilihnya. Sayangnya, model kampanye di media sosial oleh para calon kurang direspons,” ungkap anggota KPU Karanganyar Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih Partisipasi dan SDM, Devid Wahyuningtyas.

Sejauh ini, hanya Karanganyar yang tidak menyelenggarakan Pilkada 2020 serentak di wilayah eks Karisidenan Surakarta. Sehingga, tersedia waktu cukup untuk memberikan edukasi berdemokrasi dan meregenerasi calon penyelenggara pemilu di event politik mendatang.

Mengenai pemilihan umum ketua OSIS sistem daring ini bukan memberikan opsi model pemilu reguler mendatang. Menurutnya, sistem pemilihan umum saat ini masih dipertahankan. "Tentunya pemakaian teknologi akan sangat berguna. Apakah nanti Pemilu kita dengan daring atau masih secara konvensional, biarlah dibahas di tingkat DPR. Sekarang ini kami masih merunut aturan KPU pusat," katanya.

Sementara itu, Risa Setyaningsih (17), siswi kelas XII SMA Negeri 1 Parakan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, menangis sesenggukan. Gadis remaja ini tak menyangka jika jawabannya soal protokol kesehatan yang dilayangkan Gubernur Ganjar Pranowo berbuah manis. Atas jawaban detailnya ia mendapat hadiah laptop.

Ganjar yang datang ke SMA Negeri 1 Parakan untuk mengecek praktik uji coba sekolah tatap muka, awalnya masuk ke ruang kelas Risa. Di sana, Ganjar melihat secara langsung, bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan, dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.

Seperti ingin menguji, Ganjar tak ingin mendengarkan laporan dari para guru. Ia meminta salah satu murid untuk menjelaskan, bagaimana protokol kesehatan diterapkan selama proses uji coba pembelajaran tatap muka itu.

Risa, gadis yang duduk di bangku kedua itu langsung tunjuk tangan. Dengan gamblang, ia menjelaskan kepada Ganjar mekanisme belajar tatap muka di sekolahnya. Ia pun menjelaskan secara terperinci secara lugas dan jelas.

Ganjar pun langsung tepuk tangan mendengar jawaban itu. Ia langsung memberikan kejutan dengan memberi hadiah laptop. Ganjar pun kemudian meminta ajudannya mencatat nomor handphone Risa. Ia meminta Risa belajar dengan rajin agar cita-citanya dapat tercapai. "Senang banget, sampai tidak bisa ngomong saya. Memang lagi butuh laptop, nanti buat kuliah,” tandasnya. Muh Slamet

 

67