Home Ekonomi Kerajinan Limbah Tempurung Kelapa Tembus Pasar Eropa

Kerajinan Limbah Tempurung Kelapa Tembus Pasar Eropa

Kudus, Gatra.com - Berangkat dari melihatnya banyaknya limbah tempurung kelapa di sekitar rumahnya, Tiar Bachroni warga Desa Ngemplak, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah memberanikan diri untuk membuat aneka kerajinan. Sekarang berkat kegigihannya, buah tangan pemuda 25 tahun ini menembus pasar Eropa.

Ia mengatakan, pemasaran produk kerajinan tempurung kelapa buatannya tidak hanya diminati seantero nusantara dan negara tetangga saja, tetapi sudah merambah Inggris serta Jerman.

“Ada hiasan dinding, aneka kap lampu seperti lampu duduk, dinding, tidur dan gantung itu salah satu yang diminati pasar manca negara. Khusus untuk Eropa, mereka lebih menyukai perlengkapan dapur dan peralatan makan,” ujarnya saat ditemui di bengkel kerja, Jumat (11/9).

Dalam memasarkan produk, ia mengaku memanfaatkan teknologi informasi diantaranya melalui platform media sosial (Medsos), E-Commerce dan Market Place. Ia menilai era digitalisasi sangat membantu perajin dalam menjual barang kerajinan.

“Selama ini saya memasarkan secara daring karena lebih efektif jika dibandingkan memasarkan secara luring. Dengan begitu saya bisa jual mulai lokal, nasional hingga internasional,” jelasnya.

Perajin yang terbilang masih sangat muda ini, tertarik untuk mengolah tempurung kelapa menjadi produk kerajinan saat melihat banyaknya limbah tempurung kelapa di lingkungan rumahnya.

“Dulu lihat banyak limbah tempurung kelapa, lalu pada tahun 2012, saat itu saya masih SMA mencoba berkreasi dengan membuat gantungan kunci. Saya otodidak, kebetulan ada alat di rumah jadi coba-coba saja,” tuturnya.

Berawal dari sana, ia terus mengasah kemampuannya untuk membuat kerajinan lain hingga lulus kuliah. Sementara untuk meningkatkan bakat berwirausaha, pemuda ini sempat belajar ke Kulon Progo dan Bantul.

Meski setiap produknya dikerjakan dengan sangat teliliti, tetapi ia menjualnya dengan harga yang wajar mulai dari Rp500 untuk manik-manik, hingga Rp300.000 untuk kerajinan kap lampu gantung.

“Paling banyak peminatnya itu mangkok dan cangkir, saya itu jualnya Rp10-14 ribu setiap unitnya. Namun kalau belinya grosir lebih murah lagi,” terangnya.

1547