Home Ekonomi Gurihnya Bisnis Telur Peternak Puyuh di Era Covid

Gurihnya Bisnis Telur Peternak Puyuh di Era Covid

Solok,Gatra.com- Rosita Wati Rustam, 47 tahun, memulai usaha sebagai pemasok telur puyuh dan pasarannya sampai Kasawan Jambi, Dharmasraya, sejak tahun 2014. Kini warga Jorong Pasar Jumat Tanjung Bingkung, Kabupaten Solok, Sumatera Barat itu mampu menghasilkan Rp840 ribu per hari dari 3.500 ekor puyuh. Dan bisnisnya tak terpengaruh pandemi Covid-19.
 
Sehari-hari berprofesi sebagai petani di sawah milikinya disekitar Tanjung Bingkung, Kabupaten Solok membuat Rosita tidak memiliki Kemampuan beternak puyuh. "Keterampilan beternak puyuh dan kemampuan sebagai pemasok telur puyuh ini ia dapatkan dari teman-teman di Payakumbuh," kata Rosita.
 
Ia juga menjelaskan pada tahun 2013 lalu, orang tua lelakinya kecelakaan, datanglah teman dari Payukumbuh untuk menjenguk ayahnya.  "Melihat peluang usaha telur berkembang pesat di Payukumbuh, temen saya ini, mengajak bekerjasama untuk menjadi peternak dan pemasok telur puyuh," ungkapnya Kepada Gatra.com, Kamis (11/9).
 
Saat memulai usaha sebagai peternak puyuh, ia memelihara sekitar 500 ekor puyuh. Berbagai kesulitan ia temui, mulai puyuh mati hingga sulitnya pemasaran. "Saat itu, sekitar tahun 2013, peternak dan pemasok telur puyuh di Kota Solok lumayan banyak, dan harga telur puyuh bisa dibilang murah," tuturnya.
 
Ibu dua anak ini juga bercerita usia puyuh yang produktif yang bertetur ialah sekitar 1 bulan hingga 5 bulan (puyuh gadis). Rosita menuturkan, agar kondisi puyuh sehat, ia memberikan makanan adukan dadak ditambah dengan konsentrat, jagung, dan mineral. "Perbedaan makanan ini membuat kualitas telur miliknya berbeda yaitu dari ukuran, dan ketahanan waktu konsumsinya. Sehingga harga telur berbeda Rp200 perak dari peternak lainnya," terangnya.
 
Pada awal penjualan telur puyuh, terjual 400 butir telur dengan harga sekitar Rp 92 ribu. "Sebagai pemula dengan penghasilan Rp92 ribu pada saat itu sudah cukup banyak, dan memuaskan," katanya.
 
Usaha telur puyuh terus berkembang hingga dua tahun belakangan. "Bertambah menjadi 3500 ekor dengan penghasilan hingga Rp840 ribu per hari], dan menjadi pemasok tetap wilayah Jambi, Dharmasraya, dan lainnya," katanya.
 
Dalam pemasaran telur puyuhnya, Rosita mengakui senang menjual keluar Kota Solok karena lebih menguntungkan. Selain menjual telur Rosita juga menjual puyuh indukkan Rp3.500 per ekor, dan puyuh gadis dengan harga Rp6.500 per ekor. Dalam mengembangkan usaha nya hingga saat ini, ia menggunakan modal pribadi.
1922