Home Kebencanaan Melesat! Kasus Corona Seminggu Setara 4 Bulan Awal Pandemi

Melesat! Kasus Corona Seminggu Setara 4 Bulan Awal Pandemi

Yogyakarta, Gatra.com - Selama enam bulan wabah menyebar, kasus Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta meningkat pesat dalam sepekan terakhir. Jumlah kasus selama seminggu sama besarnya dengan jumlah kasus selama empat bulan pertama di masa pandemi.

“Hasil pemeriksaan laboratorium dan terkonfirmasi positif pada hari ini terdapat tambahan 48 kasus positif, sehingga total kasus positif Covid-19 di DIY menjadi 1.943 kasus,” ujar Juru Bicara Pemda DIY untuk Penanganan Covid-19 Berty Murtiningsih, Rabu (16/9).

Penambahan kasus secara signifikan dimulai pada sepekan lalu. Pada Rabu 9 September, kasus Covid-19 bertambah 50 penderita. Sehari kemudian penderita juga bertambah 50 orang, lalu 43 kasus pada esoknya, dan 49 kasus selama dua berikutnya.

Senin (14/9), kasus bertambah 33 orang, kemudian Selasa (15/9) 26 kasus, dan hari ini Rabu (16/9) 48 kasus. Alhasil selama delapan hari ini, 9-16 September kasus Covid-19 di DIY bertambah 348 orang.

Kasus Covid-19 pertama di DIY diumumkan pada 15 Maret. Jika dibandingkan, kasus ke-348 disampaikan pada 7 Juli atau sekitar empat bulan setelah kasus pertama tersebut. Dengan jumlah kasus yang sama, angka itu kini dicapai hanya sekitar seminggu.

Dari total 1.943 kasus, 1.42o orang dinyatakan sembuh dan 53 orang meninggal. Kasus aktif dialami 470 orang dan suspek total mencapai 12.040 orang.

Dari tambahan 48 kasus hari ini, sebanyak 14 kasus terjadi di Kota Yogyakarta. Wakil Wali Kota Yogyakarta sekaligus Ketua Gugus Tugas Covid-19 Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi menyebut kasus-kasus baru ditemukan dari hasil pelacakan.

Antara lain kasus penularan di Kelurahan Kotabaru yang menulari sejumlah aparat kelurahan dan satu keluarga bertambah satu orang. Ada pula dari pelaku perjalanan dan sejumlah kasus masih ditelusuri.

“Keluarga ibu hamil, dari tiga bumil, bertambah lima (kasus),” ujar Heroe. Pada 11 September, Heroe menyebut sebelas ibu hamil positif Covid-19.

Di Kota Yogyakarta sejumlah kasus Covid-19 termutakhir menuai perhatian, seperti 11 kasus Covid-19 di Malioboro yang ditemukan pada pedagang dan keluarganya dan kasus pedagang di Pasar Beringharjo.

Hari ini juga diumumkan empat anggota DPRD DIY dari 32 orang yang dites--dan berkantor di Malioboro--positif Covid-19. Selain kasus-kasus ini, Covid-19 juga ditemukan di sejumlah kantor di Kota Yogyakarta, yakni di KUA Danurejan dan salah satu cabang BNI. Selain itu, Covid-19 juga menular di warung makan dan toko kecil.

Namun, selain klaster warung soto, kasus-kasus di Kota Yogyakarta tersebut belum diumumkan sebagai klaster baru. Klaster baru justru disebut muncul di Kabupaten Sleman, yakni di sebuah pasar tradisional, Pasar Cebongan. Sedikitnya 19 orang pedagang pasar dan keluarganya dinyatakan positif Covid-19.

Sleman menyumbang penderita Covid-19 paling banyak di DIY, yakni 724 orang. Dari jumlah ini, 516 orang sembuh, 193 orang masih dirawat, dan 15 orang meninggal. Di Sleman, Covid-19 juga ditemukan pada warga perguruan tinggi, seperti UGM dan UPN Veteran.

Kasus Covid-19 di lingkup lembaga pendidikan juga ditemukan di UIN Sunan Kalijaga dan SD Sindurejan yang masuk area Kota Yogyakarta. Di bidang kesehatan, sesuai catatan Gatra.com, pekerja bidang kesehatan DIY yang tertular Covid-19 mencapai 366 orang hingga kini.

Hingga kini, kasus-kasus baru juga ditemukan dari pelacakan kontak dan pelaku perjalanan. Padahal DIY pernah disebut Presiden Joko Widodo sebagai daerah terbaik dalam menangani Covid-19.

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menilai wajar kasus Covid-19 bertambah amat pesat belakangan ini. "Saya kira wajar saja. Kita jangan anggap Corona terlalu berbahaya. Kita harus adaptasi saja, sakit ya masuk rumah sakit. Karena pandemi naik terus. Terus, gini terus. Jadi selesainya kapan kita tidak tahu," ujar Raja Keraton Yogyakarta ini, Selasa (15/9).

325