Home Hukum Bupati Karanganyar Ancam Jemput Paksa yang Melawan Nakes

Bupati Karanganyar Ancam Jemput Paksa yang Melawan Nakes

Karanganyar, Gatra.com - Aparat kepolisian dan satpol PP diperbantukan menjemput paksa kontak erat pasien Covid-19 di Karanganyar. Di sejumlah kasus, kontak erat menolak dijemput dan bahkan melawan petugas.

Ketua Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Juliyatmono mengatakan opsi jemput paksa telah dilakukannya ke mereka yang melawan tenaga kesehatan. Langkah tersebut terpaksa dilakukan supaya menghindari penyebaran lebih luas Covid-19.

"Siapapun kontak erat dengan pasien Covid-19, pasti di swab. Kalau tidak secara sukarela, cara lainnya dengan jemput paksa. Ini supaya enggak menularkan virus itu," kata Juliyatmono kepada Gatra.com, Jumat (18/9).

Idealnya, kontak erat mendatangi labkesda Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Karanganyar untuk diambil sampel lendir dengan metode swab PCR. Penjemputan ambulans hanya bagi mereka yang berkebutuhan khusus seperti manula dan disabilitas. Namun apabila terjadi penolakan bahkan perlawanan terhadap petugas, tim gugus tugas meminta bantuan aparat kepolisian dan Satpol PP untuk menjemput paksa. Tim gugus tugas berwenang melakukan tindakan yang diatur undang-undang yang berlaku.

"Jika memungkinkan, polisi dihadirkan. Intinya agar tracing berhasil dan suspek tidak bebas berkeliaran sehingga berpotensi menularkan," katanya.

Ia menyayangkan adanya tenaga kesehatan sampai trauma akibat diintimidasi warga penolak swab. Pendekatan-pendekatan secara persuasif sebenarnya selalu diutamakan. Langkah hukum tak perlu dilakukan apabila masyarakat mau menyadari urgensi langkah menekan penyebaran Covid-19.

Sebagaimana diberitakan, seorang tenaga kesehatan Puskesmas Gondangrejo diintimidasi warga yang menolak swab PCR. Akhirnya, tim DKK bersama pemerintah desa dan Polsek Gondangrejo menjemput paksa. Di wilayah lain di Karanganyar , peristiwa serupa juga dialami nakes.

Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P ) DKK Karanganyar, Sri Winarno mengatakan nakes sudah banyak berjuang dalam pandemi Covid-19. Jika terus mendapat perlawanan dari masyarakat, hal itu sangat disayangkan. Ia mengapresiasi ketegasan pemerintah yang membantu nakes mengatasi persoalan ini.

"Setelah dari Gondangrejo, Kemarin di Pulosari, Kebakkramat. Akhirnya bersedia di swab. Tapi kasus di Kemiri, Kebakkramat, cukup pelik. Sampai dibahas khusus di tingkat kecamatan, desa, polsek dan puskesmas," katanya.

Tercatat 55 warga Karanganyar positif Covid-19 hingga Kamis (17/9). Dari mereka, dideteksi 550 kontak erat.

885