Home Kesehatan Begini Cara Tangani Limbah Medis Agar Tak Jadi Sumber Covid

Begini Cara Tangani Limbah Medis Agar Tak Jadi Sumber Covid

Kebumen, Gatra.com- Terus bertambahnya jumlah positif dan suspek covid-19 tentunya akan menambah jumlah sampah medis. Jika dibuang sembarangan, tentunya sangat berbahaya dan bisa jadi memicu penularan.

Pengolahan dan pembuangan limbah medis di Kabupaten Kebumen, menurut Bupati Yazid Mahfudz sudah sesuai dengan prosedur. Ada tiga rumah sakit di Kabupaten Kebumen yang memiliki pengolahan limbah medis, yaitu RS Gombong, RSUD Jendral Soedirman dan RSUD Prembun.

"Semua limbah medis bekas penanganan covid-19, sekarang ini kami bawa ke RSUD Prembun untuk dimusnahkan sesuai dengan SOP yang ada," jelas Yazid Mahfudz saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa siang (23/9).

Bekas peralatan medis terbanyak untuk penanganan pandemi ada alat rapid teat, jarum, masker, sarung tangan, baju hazmat dan lain-lainnya. Sebelim dibawa ke tempat pemusnahan,  Limbah tersebut dibungkus dengan wraping kuat sehingga tidak akan mencemari atau bercamour dengan limbah medis biasa.

"Sesuai dengan SOP, setiap hari, petugas dari Dinas Perkim LH akan mengambil semua limbah medis ke masing-masing Puskesmas. Kemudian dibawa ke RSUD Prembun untuk dimusnahkan. Di semua Puskesmas pun sudah tahu bagaimana memisahkan limbah mesia covid-19 dan non covid-19," lanjut Yazid yang juga Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kebumen ini.

Lebih jauh Yazid menjelaskan bahwa, sebelum ada pandemi, Dinkes Kabupaten Kebumen bekerja sama dengan pihak ketiga, untuk pengelolaan limbah medis. "Pihak kabupaten membawa ke pihak ketiga dengan biaya Rp12.000 per kilogram. Untuk limbah medis khusus B3 (bahan berbahaya dan beracun) harus dimusnahkan melalui pihak ketiga sesuai dengan SOP yang ada. Plastik tempat pengumpulan sampah medis bekas pasien Covid-19 dan tidak pun berbeda. Jadi tidak akan tercecer," terang Yazid.

544