Home Kesehatan Stunting di Blora Tinggi, Harus Ditangani Meski Pandemi

Stunting di Blora Tinggi, Harus Ditangani Meski Pandemi

Blora, Gatra.com - Kasus Stunting di Kabupaten Blora tergolong cukup tinggi. Bupati Djoko Nugroho minta penanganan tetap dilakukan meski berlangsung di tengah Pandemi Covid -19. 
 
"Dalam keadaan normal saja, Blora yang stunting banyak. Apalagi pandemik  seperti ini. Kemarin OPD-OPD fokus dalam penanganan Covid, dan dalam keadaan normal saja, yang nikah dibawah umur juga banyak, alasannya beraneka ragam, inilah yang bisa memicu terjadinya stunting. Kita harus bisa merumuskan cara jitu untuk berkomunikasi dengan masyarakat," jelas Bupati, saat  saat membuka acara Advokasi Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku Dalam Pencegahan Stunting, di Pendopo rumah dinas, Kamis (24/9). 
 
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan,  Henny Indriyanti, mengatakan bahwa Kabupaten Blora merupakan salah satu kabupaten lokus stunting di Jawa Tengah.
 
Menurut data dari Tim Nasional Penanggulangan Kemiskinan di Blora sendiri terdapat 10 (sepuluh) desa lokus stunting yaitu Desa Jetak, Klokah, Adirejo, Patalan, Temurejo, Bangowan, Sumberpitu, Cabean, Getas dan Kapuan. 
 
Sedangkan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2013 prevalensi balita stunting di Kabupaten Blora menurutnya sebesar 55,1%, kemudian Riskesdas tahun 2018 turun menjadi 32,86%.
 
Lalu hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) Tahun 2017 menunjukkan bahwa balita stunting di wilayah Kab Blora sebesar 34 %. Sedangkan dari hasil penimbangan serentak yang dilakukan oleh Puskesmas se Kabupaten Blora tahun 2017 sebesar 15,5 % turun menjadi 8,3 % di tahun 2018 dan turun menjadi 8.2 % di tahun 2019.
 
"Kunci keberhasilan pencegahan stunting terletak pada perbaikan gizi dan tumbuh kembang anak. Sesuai dengan strategi nasional pencegahan stunting ada 5 (lima) pilar percepatan pencegahan stunting yaitu Komitmen dan visi kepemimpinan; Kampanye nasional dan komunikasi perubahan perilaku; Konvergensi, Koordinasi, dan konsolidasi program pusat, daerah, dan Desa; Gizi dan ketahanan pangan; serta Pemantauan dan evaluasi," kata Heny 
 
Menurut Henny, pentingnya strategi komunikasi perubahan perilaku dalam pencegahan stunting untuk menyadarkan masyarakat dan mengubah perilaku kunci yang berpengaruh pada faktor risiko stunting. 
 
633