Home Teknologi Menristek Apresiasi Inovasi Deteksi Covid Lewat Napas UGM

Menristek Apresiasi Inovasi Deteksi Covid Lewat Napas UGM

Jakarta, Gatra.com - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset Nasional (Menristek/Brin) Bambang Brodjonegoro mengapresiasi inovasi alat deteksi Covid-19 melalui hembusan nafas, GeNose, yang diinisiasi oleh tim peneliti daur Universitas Gadjah Mada (UGM).
 
Disampaikan  oleh Menristek/Kepala BRIN, alat pendeteksi ini diproyeksikan menjadi alat deteksi virus korona di tanah air.  Bambang juga mengatakan, pihaknya siap untuk mendukung uji klinis lanjutan terhadap alat tersebut. Bambang berkeinginan, pada bulan Desember 2020 mendatang GeNose bisa digunakan secara masif di masyarakat.
 
"Uji klinis pertama telah dilakukan oleh tim perancang GeNose dari Universitas Gadjah Mada. mudah-mudahan bulan Desember kita sudah bisa, masyarakat maksudnya secara luas sudah bisa menggunakan GeNose ini paling tidak untuk skrining," kata Bambang saat konferensi pers daring, Kamis (24/9).
 
Bambang pun meminta tim dari UGM untuk mengembangkan lebih lanjut alat GeNose tersebut. Diharapkan, temuan peneliti UGM tersebut bisa menjadi alternatif pendeteksian lainnya, selain Rapid Test maupun Swab Test.
 
"Namun yang terpenting adalah bagaimana Genose ini sedekat mungkin dengan PCR. Karena sampai saat ini PCR swab test masih menjadi gold standar. Artinya, kedepan alat ini kita ingin arahkan menjadi gold standar dan itu mungkin next nya," jelas Bambang. 
 
Pada kesempatan yang sama, anggota tim Peneliti Genose dari UGM, Dian Kesumapramudya Nurputra mengatakan jika GeNose memiliki kemampuan yang cepat dalam deteksi covid-19. Bahkan sesorang sudah bisa diketahui positif atau negatif covid dalam waktu tiga menit.
 
"Kita membutuhkan alat baru yang cepat dan akurat. Disini kami perkenalkan GeNose yang bisa mendeteksi dan memberikan keputusan, dalam waktu tiga menit. Memang butuh kehati-hatian benar-benar menjalankan prosedur baku dan semua etika dipenuhi untuk kebutuhan masyarakat dan tetap menjaga aturan kesehatan," pungkas Dian.
229