Home Ekonomi Bos BKF Sebut Indonesia Sudah Resesi Sepanjang Tahun

Bos BKF Sebut Indonesia Sudah Resesi Sepanjang Tahun

Jakarta, Gatra.com - Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio N. Kacaribu mengungkapkan, Indonesia sebenarnya sudah mengalami resesi sepanjang di sepanjang tahun 2020. Hal itu terlihat dari kondisi ekonomi yang sudah mulai melambat sejak Kuartal I-2020, dimana perekonomian Indonesia hanya mengalami pertumbuhan sebesar 2,97 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Sedang pada kuartal sebelumnya, yakni Kuartal IV-2019 ekonomi nasional masih tumbuh di level 4,97 persen (yoy). "Kalau dilihat di Kuartal I melambat di bawah 5 persen, Kuartal II apalagi, dalam sekali. Kuartal III expect di kisaran -2,9 persen sampai -1 persen. Ini berarti sudah resesi, sudah perpanjangan perlambatan ekonomi kita," ujarnya dalam diskusi virtual, Jumat (25/9).

Bahkan, menurut Febrio perekonomian Indonesia pada Kuartal IV nanti masih akan tumbuh di zona negatif. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan di tahun 2020 juga dapat dipastikan akan berada di zona negatif.

"Harapannya, Kuartal IV akan membaik. Atau enggak, ini akan jadi fokus ke depan," imbuhnya.

Namun demikian, resesi yang dialami Indonesia tidak seburuk dengan resesi yang dialami oleh banyak negara lainnya di dunia. Pasalnya, masih banyak negara yang mengalami kontraksi ekonomi jauh lebih dalam dari Indonesia.

Bahkan, menurut analisis Bank Dunia (Wordl Bank), setidaknya 92 persen dari total negara di dunia akan mengalami krisis ekonomi karena pandemi Covid-19. Dengan Indonesia adalah salah satu negara yang termasuk ringan kontraksinya.

"Di dunia ada 140-an negara mungkin, 92 persen itu akan krisis, akan negatif growth-nya. Jadi diantara itu semua, Indonesia termasuk realtif mild," kata dia.

Sehingga, jika upaya-upaya penanggulangan dampak Covid yang saat ini sedang dilakukan pemerintah berjalan efektif, Febrio yakin, perekonomian nasional tidak akan terkontraksi semakin dalam. Pada akhirnya, perekonomian nasional juga akan dapat mengalami perbaikan atau recovery dengan cepat.

"2021 ambisi kita, harapannya pulih lebih cepat minimal di 4,5 persen target 4,5 persen sampai 5,5 persen. Kalau pertumbuhan di 2020 jadi basis rendah, sehingga tumbuh 4,5 persen sampai 5,5 persen harusnya realistis 2021," tandasnya.

121