Home Olahraga Sepak Bola di Masa Wabah, Operator Siap Setop Lagi Kompetisi

Sepak Bola di Masa Wabah, Operator Siap Setop Lagi Kompetisi

Sleman, Gatra.com -  PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi sepak bola Indonesia siap menghentikan kembali turnamen. Langkah itu akan diambil saat kasus Covid-19 muncul kala kompetisi bergulir mulai 1 Oktober 2020. 
 
Direktur Utama PT LIB, Akhmad Lukita, mengatakan pihaknya telah secara intens berkomunikasi dengan pemerintah, pejabat daerah, dan pihak keamanan selama dua bulan ini. 
 
"Sampai sekarang pun masih. Insya Allah titik terang sudah ada. Kita (kompetisi) akan jalan terus," kata dia dalam webinar 'Sepak Bola di Masa Pandemi: Strategi Putar Otak di Era Normal Baru' yang digelar PSS Sleman dan komunitas Jurnalis Olahraga Yogyakarta (JOY), Sabtu (26/9). 
 
Lukita mengatakan, pejabat daerah akan memantau kompetisi sepak bola Liga 1 dan 2 mulai 1 Oktober mendatang. "Jangan sampai terjadi kerumunan, (dan muncul) klaster baru," ucapnya. 
 
Lukita mengakui banyak pihak khawatir akan muncul klaster baru penularan Covid-19 saat kompetisi sepak bola digelar. Menurutnya, langkah antisipasi telah dilakukan dengan manajemen risiko paling ketat. 
 
"Kalaupun kondisi berat atau buruk, kami akan nurut (untuk menghentikan lagi kompetisi). Kami semakin waspada. Diharapkan kepada semua klub untuk kerja samanya. Saya termasuk khawatir kalau ada yang terpapar," katanya. 
 
Kompetisi sepak bola Indonesia pada musim 2020 dihentikan pada akhir Maret 2020 lalu karena pandemi Covid-19. Kompetisi akan kembali bergulir pada 1 Oktober 2020 dengan laga pembuka yakni PSS melawan Persik Kediri di Stadion Maguwoharjo, Sleman. 
 
Menurut Lukita, kompetisi dilanjutkan karena beberapa pertimbangan, terutama karena pihak pemangku kepentingan memberi dukungan. Ia menyebut para anak muda juga rindu hiburan atraktif macam laga sepak bola di televisi.
 
Pengamat sepak bola, Yusuf Kurniawan, mengatakan, penghentian kompetisi membuat klub mengalami hambatan pemasukan. Kondisi ini membuat klub hanya bergantung pada subsidi sponsor. Untuk mengurangi beban itu, kata Yusuf, klub harus mulai memberi kepercayaan pada pemain muda. 
 
"Kompetisi musim ini kan tidak ada degradasi. Jadi tidak ada beban. Pemain muda murah. Kalau punya pemain di tim junior, tinggal dinaikkan ke tim senior. Ini hikmah di pandemi," ucapnya. 
 
Dua pembicara lain adalah Manajer Bisnis dan Komersial PSS, Leonardo, dan Head of Marketing Carfix, Sigit Wahyu, sebagai salah satu sponsor tim PSS. Keduanya berbicara mengenai sinergi tim dan sponsor dalam menghadapi pandemi. 
 
Leonardo berkata, sisi bisnis sepak bola jelas terkena dampak pandemi. Namun, di sisi lain, wabah ini juga memberi pelajaran dan hikmah berupa kreativitas. "Harus berkreasi supaya menghasilkan yang terbaik untuk sponsor," katanya. 
 
Menurut Leonardo, klub dapat memaksimalkan akun media sosial untuk memberi benefit pada sponsor. "Jadi memang saat ini yang kami jalankan dari medsos," ucapnya.
303