Home Ekonomi Ekonom Optimis Pertumbuhan Kredit Sampai Akhir Tahun Positif

Ekonom Optimis Pertumbuhan Kredit Sampai Akhir Tahun Positif

Jakarta, Gatra.com - Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual optimis pertumbuhan kredit perbankan sampai akhir tahun 2020 bisa berada di level positif, yakni sekitar 0 persen hingga 4 persen. Meskipun pertumbuhan kredit pada Agustus 2020 mengalami pelambatan dibanding bulan sebelumnya.
 
"Kalau dari sisi pertumbuhan kredit, saya masih sangat optimis. Pasti akan ada di range positif," kata dia dalam diskusi virtual, Jumat (2/10).
 
Pertumbuhan kredit di range positif itu masih bisa dicapai dengan adanya program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang telah diberikan pemerintah di sektor perbankan, seperti misalnya restrukturisasi kredit dan suntikan likuiditas yang disalurkan melalui Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). 
 
Namun, bantuan di sektor perbankan tersebut, menurut David, harus disalurkan secara hati-hati dan pruden. Sehingga tidak akan menimbulkan potensi kredit macet (Non-performing Loan/NPL).
 
"Jadi, kalau kita paksakan, kita khawatirnya malah akan ke kredit macet. ujungnya ke permodalan," ujar dia.
 
Padahal, rasio kecakupan modal (capital adequacy ratio/CAR) perbankan saat ini masih tergolong tinggi, yaitu ada di level 22,96 persen dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai 11,64 persen. "Ini kelihatan, sikap perbankan yang pruden belum tentu seperti sekarang," imbuh David.
 
Sementara itu, menurut data Bank Indonesia (BI) penyaluran kredit pada Agustus 2020 tercatat sebesar Rp5.520,9 triliun atau tumbuh 0,6 persen secara tahunan (year on year/yoy), lebih rendah bila dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya yang mencapai 1 persen (yoy).
 
Dimana kredit korporasi tercatat melambat, dari 0,9 persen (yoy) pada Juli 2020 menjadi 0,7 persen (yoy) pada Agustus 2020. Demikian juga dengan kredit kepada perorangan yang tercatat melambat dari 1,5 persen (yoy) menjadi 1 persen (yoy).
 
"Berdasarkan jenis penggunaan, perlambatan pertumbuhan kredit dipengaruhi oleh melambatnya kredit investasi (KI) dan kredit konsumsi (KK), serta penurunan kredit modal kerja (KMK)," kata Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko dalam keterangan tertulisnya, Kamis (1/1).
89