Home Ekonomi Pengrajin Batik di Riau Berupaya Siasati Dampak Pandemi

Pengrajin Batik di Riau Berupaya Siasati Dampak Pandemi

Pekanbaru, Gatra.com - Pandemi Covid-19 yang menerpa dunia, ternyata turut berdampak kepada penjual batik di Riau. Pemilik Galeri Batik Tabir Riau, Rani Izzul Makarimi, mengungkapkan, pihaknya telah menutup dua gerai di dua hotel. Penutupan tersebut terjadi beberapa bulan sejak sebaran virus corona menghantui Kota Pekanbaru, Riau. 

"Kita tutup karena memang mobilitas orang-orang berkurang imbas Covid-19. Nah, tamu-tamu hotel yang dari luar kota biasanya akan membeli batik di hotel-hotel. Segmen konsumen seperti itu berkurang lantaran pandemi. Jadi kita tutup," katanya kepada Gatra.com, Jumat (2/10). 

Rani mengatakan, saat ini pihaknya lebih fokus mengakali dampak pandemi, ketimbang membicarakan ancaman batik pabrikasi. Alasanya, karena Rani menganggap batik printing, yang identik dengan produksi masal bukan benda seni. 

"Yang namanya batik itu kerja seni, seperti batik tulis,celup ikat, atau lukis. Tapi saat ini yang penting adalah efek pandemi bagi batik itu sendiri," ujarnya.

Galeri Batik Tabir Riau merupakan outlet yang mencoba melestarikan motif batik asli Riau, pucuk rebung. Upaya tersebut telah berlangsung hampir 15 tahun lamanya. Oleh sebab itu, gerai batik ini punya pamor di lingkungan pemerintah daerah Riau. Hanya saja, hubungan dekat dengan pemerintah itu bukan jaminan gerai tersebut kebal dari efek Covid-19. 

"Justru itu juga punya dampak, sebab refocusing anggaran membuat event-event pemerintah berkurang. Kalau dulu produk kita menjadi bingkisan di acara pemerintahan, dengan terhentinya event, tentu bekurang," ungkaphya. 

Adapun produk Batik Tabir Riau dipatok  dengan harga yang bervariasi, mulai dari Rp400 ribu hingga Rp1 juta. Selain menjual motif batik asli Riau, gerai ini juga menawarkan baju batik bikinan Pekalongan. 

557