Home Politik Satu Kata Milik Berdua

Satu Kata Milik Berdua

Kata “Nyawiji” menjadi perdebatan dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2020 di Kabupaten Wongori. Dua kandidat sama-sama mengusung kata tersebut. Makin panas karena imbas dari kata tersebut menggagalkan acara deklarasi kampanye damai.

Deklarasi kampanye damai yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wonogiri akhir September lalu gagal terlaksana. Pasalnya kubu Joko Sutopo-Setyo Sukarno atau Josss mempermasalahkan kubu Hartanto-Joko Purnomo atau Harjo yang juga menggunakan kata nyawiji itu.

Tagline atau slogan yang digunakan Harjo adalah Saiyeg Saeka Kapti Nyawiji Milih Nomer Siji artinya Satu Tekat Bersatu Memilih Nomor Satu. Slogan tersebut berbeda dengan tagline yang digunakan Josss, yaitu Go Nyawiji Sesarengan Mbangun Wonogiri.

Calon Bupati Wonogiri nomor urut 01, Joko Sutopo mengatakan, kata nyawiji ini sangat identik dengannya. "Go nyawiji ini sudah tiga tahun yang lalu kita gunakan. Silahkan dirunut, siapa yang lebih dulu menggunakan kata nyawiji itu, kronologisnya seperti apa kan selesai," katanya.

Pria yang akrab disapa Jekek menilai, kurang etis jika ada paslon lain yang menggunakan kata tersebut, meski dalam bentuk kalimat yang berbeda. "Meski kalimatnya berbeda, tapi kan kalau kata itu dihilangkan akan memiliki makna yang berbeda. Kata nyawiji ini tagline kami untuk mengajak bersatu," imbuhnya.

Jekek menginginkan, masing-masing paslon bisa mempersiapkan inovasinya masing-masing untuk membangun identitasnya. "Harus ada ruang penghormatan untuk inovasi politik yang dibuat seluruh calon. Meski demokrasi ini kan memang ada kebebasan, tapi kan juga harus memenuhi unsur etika norma dan lainnya," ujarnya.

Jekek menyerahkan permasalahan ini kepada KPU Wonogiri untuk mencarikan solusi terbaik. Sebab, hal ini akan sangat mempengaruhi pada alat peraga kampanye (APK) yang akan dicetak oleh KPU. "Kami positif thingking saja, KPU Wonogiri bisa melakukan hal terbaik," tandasnya.

Kubu Harjo menyatakan, tagline sudah disiapkan sebelumnya. "Dari awal kita menyiapkan dua tagline, karena kita dapat nomor urut 01, ya kita siapkan itu. Kalau kami dapat nomor dua, mungkin beda lagi," jawab Joko Purnomo.

Menurut calon Wakil Bupati Wonogiri nomor urut 01 ini mengatakan, pihaknya menggunakan kata apa pun bebas, dan itu haknya. “Karena tidak ada dalam undang-undang yang melarang kami menggunakan kata apapun, kecuali kata jorok atau berbau sara," tegasnya.

Joko beranggapan hal ini bukan dalam sengketa dan permasalahan lantaran taglinenya tidak melanggar aturan manapun, seperti PKPU. Sehingga Joko tetap keukeuh akan menggunakan tagline tersebut, meski mendapatkan protes dari kubu Josss. "Kita tetap gunakan tagline itu, jadi KPU (Wonogiri) tinggal mencetak APK. Kami tidak dalam posisi dinego, karena ini tidak ada sengketa dan permasalahan," jelasnya.

Ketua KPU Wonogiri Toto Sihsetyo mengatakan jika ada sengketa, pihak yang tidak puas bisa mengajukan gugatan ke Bawaslu. "Kami telah menerima desain dari kedua paslon. Kedua paslon masih tetap menggunakan nyawiji," tandasnya. Muh Slamet

 

189

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR