Pekanbaru, Gatra.com - Aliansi mahasiswa Universitas Islam Riau berunjuk rasa di Gedung DPRD Riau, Rabu (7/10). Aksi unjuk rasa  tersebut dalam rangka memprotes Undang-Undang Cipta Kerja yang disahkan parlemen pada Senin (5/10). 

Ini merupakan aksi dan orasi pertama mahasiswa di Riau pascapengesahan UU Cipta Kerja. Dalam orasinya, mahasiswa meminta parlemen Riau berani menyatakan sikap menolak regulasi omnibus law Cipta Kerja.

"Pimpinan DPRD Riau kita minta berani menolak undang-undang tersebut dengan mengatasnamakan rakyat Riau," tegas seorang mahasiswa. 

Pantauan Gatra.com, aksi unjuk rasa ini mendapatkan pengawalan melekat dari aparat keamanan. Sejumlah mobil watercannon dan ratusan personel Brigade Mobil (Brimob),dilibatkan mengawal aksi massa ini. Hanya saja turunya hujan membuat intensitas demo menurut. 

Di tempat yang sama, pimpinan DPRD Riau, Hardianto, menerima secara senang hati aspirasi mahasiswa. Namun, politikus Partai Gerindra itu berpesan supaya setiap penyampaian aspirasi diutarakan secara tertib. 

"Karena ada penolakan di Riau, secara kelembagaan kami bakal mengkajinya. Aspirasi ini kami akomodir, tapi bagaimanapun regulasi ini dibahas di parlemen Senayan," ujarnya. 

Hingga berita ini diturunkan belum tampak keterlibatan buruh dalam jumlah masif pada demo mahasiswa ini. 

Sebelumnya, Ketua Serikat Buruh Cahaya Indonesia (SBCI), Adermi, mengungkapkan, pihaknya tidak ikut ambil bagian dalam penolakan UU Cilpta Kerja, baik dalam bentuk turun ke jalan maupun mogok kerja.

"Kita tidak ikut .Sebab kita belum menerima berkas UU tersebut. Jadi kita belum bisa bereaksi. Nanti kalau sudah kita terima, dan kita amati pemerintah tidak konsekuen dengan regulasinya, baru kita menyatakan sikap," ujarnya.